Mengintip Peran Avaya Di balik Sukses Pileg dan Pilpres
JAKARTA, PCplus – Pemilihan anggota dewan legislatif dan juga presiden dan wakil presiden usai sudah. Kita tinggal menantikan pelantikan para pengurus negara baru ini.
Namun ada cerita menarik di balik hiruk-pikuk pileg dan pilpres kemarin. Dalam kedua pemilihan tersebut, terungkap peran teknologi solusi konferensi video dari Avaya di pihak Bawaslu (Badan Pengawas Pemilhan Umum. Penggunakan teknologi Avaya Scopia itu, ungkap M. Idham (Head of IT Network, Bawaslu) membuat Bawaslu yang memiliki lebih dari 33 tim lapangan di 33 propinsi dan 29 perwakilan negara ini hemat biaya komunikasi 200%.
Lembaga ini pun tidak perlu mengganti MCU (multi conference unit). Bawaslu, tutur Endang Rachmawati (Country Director Indonesia, Avaya), hanya mengimplementasikan satu MCU untuk 33 propinsi. Sebab Avaya Scopia berbasis standar, alias bisa dipakai di platform vendor bukan Avaya. Alhasil masing-masing pengguna (end point) di semua kantor daerah bisa menggunakan perangkat yang ada untuk melihat data terkini, termasuk briefing harian dan panggilan video.
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS Zenbook 14 OLED UX3405MA-OLEDS511 – Ponder Blue
Rp16,999,000.00 Beli Sekarang -
GEEKOM Mini PC MiniIT11 Intel Core i7-11390H 16GB DDR4 512GB SSD Win11
Rp6,290,000.00 Beli Sekarang -
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang
Idham menguraikan bagaimana Scopia yang bekerja di infrastruktur jaringan VLAN Bawaslu itu menghemat biaya dan juga waktu. “Satu kali perjalanan dinas ke 33 propinsi biayanya Rp 200 juta,” ungkapnya. Kalau ada masalah di 5 propinsi, misalnya, Bawaslu tidak perlu mengeluarkan uang perjalanan dinas maupun biaya telepon ke 5 propinsi. Tapi cukup melakukan konferensi video. “Bisa omong 2 – 3 jam tanpa handphone,” cerita Idham.
Selain itu Bawaslu juga tidak harus mengunjungi 29 perwakilan negara secara fisik. Faktanya, 17 negara perwakilan negara memang dikunjungi secara konferensi video. Kendati tak dikunjungi langsung, tutur Idham, semua keputusan yang diambil Bawaslu secara konferensi video itu sah menurut UU ITE.
Eh kok tidak pakai ponsel dan messaging platform yang populer seperti LINE atau Skype ya untuk berkomunikasi? “Kalau pakai LINE, Skype bisa murah, tapi tidak semua hal bisa di-publish. Yang ini menggunakan server pribadi sehingga tidak ada pihak luar yang bisa memutus di tengah-tengah. Pakai virtual LAN,” jelas Idham. “Handphone bisa disadap. Kalau alat ini tidak bisa diputus di tengah. Ini ibarat kotak kaleng dan benang,” tambahnya.
Idham menyebutkan tidak semua produk berasal dari Avaya, Ada yang berasal dari Cisco, Sophos, dan Mikrotik. “Avaya untuk penampakan dan daya rekam yang sangat bagus,” katanya. “Utilisasinya lebih dari 99%. Streaming video di 33 propinsi 1MB,” ungkapnya. Bawaslu menggunakan perangkat Scopia XT5000 dan XT4200, serta Avaya Scopia Mobile yang diimplementasikan oleh Kayreach System.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Bawaslu menggunakan teknologi konferensi video. “Tahun 2012 sudah mengembangkan konferensi video secara manual. Berhasil di 3 propinsi., tapi ada keterbatasan alat. Tahun 2013 kami kembangkan teknologi network, pake VLAN didukung konferensi video. Tahun 2014 mengggunakan cloud network. Pakai beberapa alat, pilih yang paling low-cost tapi maksimum dari sisi jika ada kendala/masalah,” papar Idham.