Ubah Strategi, Telkomsigma Tumbuh di atas Industri TI
JAKARTA, PCplus – Visinya tak tanggung-tanggung, menjadi The King of IT Service Company in the Region. Di tengah kondisi ekonomi yang pasang-surut, Telkomsigma melakukan transformasi bisnis demi mewujudkan visinya. Tercapaikah?
Tahun 2015, tutur Judi Achmadi (CEO, Telkomsigma) dalam bincang-bincang di Jakarta (25/2/2016), perusahaan yang berdiri tahun 1987 ini, tumbuh di atas industri TI. “Tumbuh 40%, sedangkan industri bisnis TI 20%,” ungkapnya bangga. “Sejak dibeli (Telkom) tahun 2010, revenue (Telkomsigma) tumbuh 10x,” tambahnya.
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS Zenbook 14 OLED UX3405MA-OLEDS511 – Ponder Blue
Rp16,999,000.00 Beli Sekarang -
GEEKOM Mini PC MiniIT11 Intel Core i7-11390H 16GB DDR4 512GB SSD Win11
Rp6,290,000.00 Beli Sekarang -
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang
Eh kok bisa ya? Pertumbuhan revenue perusahaannya, jelas Judi yang akrab dengan sebutan Jac, berasal dari tiga sumber. Pertama adalah proyek-proyek besar dari sistem integrasi (SI), yang merupakan bagian terbesar, 50%. Sumber kedua berasal dari proyek-proyek besar data center, yakni 35%. Sedangkan yang ketiga adalah managed service, sebesar 15%.
Dari sisi pelanggan, Telkomsigma mengalami perubahan. “Kalau tahun 2014 lebih banyak di private company, sektor swasta. 60 (persen) swasta, 40 (persen) pemerintahan. Sekarang terbalik. Pemerintahan (BUMN) lebih banyak,” kata Jac.
Pertumbuhan Telkomsigma di atas industri, tambah Jac, juga tak lepas dari perubahan model bisnis perusahaannya. “Pindah dari one time, atau CAPEX (capital expenditure) menjadi OPEX (operational expenditure) yang berjangka 5 tahun, dibayar bulanan. Mulai managed service, paling lama kontraknya lima tahun.”
Bagaimana dengan produk teknologi yang diusung? “Produk ada sekitar 50, sekitar 20 – 25 murni buatan Telkomsigma dan bisa memberikan kontribusi laba bersih yang sangat tinggi. Dulu ada 10 produk andalan. Lebih banyak sebagai system integrator,” jelas Jac.
Namun tahun ini, kata Jac, target revenue dari system integrator akan menjadi lebih kecil. “SI akan diturunkan 45% karena project based yang (kondisinya) cukup berat. Posisi sekarang 40%,” ucapnya.
Tahun ini, 2016, Telkomsigma menargetkan mencapai pertumbuhan dua digit di tiga hal, yakni pada revenue, laba operasi dan laba bersih, seperti yang telah dicapainya pada 2015. Target revenue tahun 2016, ungkap Jac, adalah di atas Rp 3 triliun, sementara pada 2015 di bawah Rp 3 triliun.