JAKARTA, SENIN– Menurutmu perusahaan yang karyawannya sedikit aman dari incaran peretas (hacker)? Hmmm, salah loh!
Menurut laporan Symantec Intelligence Report bulan Juni 2012, justru perusahaan yang karyawannya kurang dari 250 orang atau kurang makin banyak menjadi sasaran dalam enam bulan terakhir. Sejumlah 36% dari seluruh serangan terarah (targeted attacks) membidik perusahaan seperti itu. Padahal tahun lalu (Desember 2011)
Namun memang perusahaan yang karyawannya lebih dari 2500 orang tetap merupakan incaran terbesar. Rata-rata mereka memblokir 69 serangan setiap hari. Angka ini jauh dibandingkan serangan terarah bagi perusahaan berkaryawan kurang dari 250 orang, yang rata-rata memblokir 151 serangan per hari selama bulan Mei dan Juni.
“Sepertinya ada korelasi langsung antara meningkatnya serangan ke perusahaan kecil dan menurunnya serangan ke perusahaan besar. Tampak jelas bahwa penyerang mengarahkan secara langsung sumber daya mereka dari kelompok yang satu ke kelompok lainnya,” kata Paul Wood, cyber security intelligence manager, Symantec.
Menurut Wood, perusahaan kamu mungkin bukan target utama, tetapi dipakai sebagai batu loncatan untuk menyerang perusahaan-perusahaan lain. “Anda tidak menginginkan bisnis Anda menjadi bagian terlemah dalam rantai pasokan. Informasi adalah kekuatan, dan penyerang mengetahui hal ini, dan serangan yang sukses dapat memberikan keuntungan finansial yang signifikan bagi penjahat cyber di belakangnya. Akses terhadap kekayaan intelektual dan intelejensi strategis dapat memberi mereka keuntungan besar di pasar yang kompetitif,” kata Wood.
Mau tahu industri apa yang paling banyak disasar semester pertama tahun ini? Yang teratas adalah Industri Pertahanan dengan subkategori Sektor Publik). Mereka rata-rata diserang 7,3x per hari. Di urutan berikutnya adalah sektor Kimia/Farmasi dan Manufaktur. Sektor Kimia menerima 1 dari setiap 5 serangan terarah, sementara sektor Manufaktur menerima hampir 10% dari keseluruhan serangan terarah.
Berita baiknya, kendati jumlahnya meningkat, serangan terarah masih sangat langka. “Kami menganggap ini sebagai evolusi selanjutnya dari rekayasa sosial, di mana korban diteliti terlebih dahulu dan ditargetkan secara khusus,” kata Wood.