BlackBerry Siap Tinggalkan Bisnis Handset
JAKARTA, PCplus – Bisnis handset akan ditinggalkan oleh BlackBerry jika mereka tidak bisa mendapatkan pemasukan dari situ. Begitu aku CEO BlackBerry John Chen.
Selama beberapa waktu ini, BlackBerry memang mengalami kesulitan. Laporan keuangan terakhirnya yang terbit akhir Maret mengungkap masalah keuangan BlackBerry. Perusahaan itu mengatakan kuartal keempat mereka mengalami kerugian US$ 423 juta dan hanya menjual 3,4 juta ponsel selama kuartal tersebut. Kebanyakan menjalanan BlackBerry 7.
Rabu lalu, Chen mengatakan bahwa perusahaannya sedang mempertimbangkan untuk keluar dari bisnis smartphone. Padahal sebelumnya dia mengatakan BlackBerry akan tetap memproduksi dan menjual smartphone.
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS Zenbook 14 OLED UX3405MA-OLEDS511 – Ponder Blue
Rp16,999,000.00 Beli Sekarang -
GEEKOM Mini PC MiniIT11 Intel Core i7-11390H 16GB DDR4 512GB SSD Win11
Rp6,290,000.00 Beli Sekarang -
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang
Dalam wawancara dengan Reuters, Chen mengatakan bahwa jika ia tidak bisa menghasilkan uang dari henadset, ia tidak akan berbisnis di handset. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan masih bisa mendapatkan uang dari bisnis, dan perusahaan bisa menghasilkan laba dari penjualan 10 juta handset BlackBerry setiap tahun.
Dengan pertimbangan tersebut, perusahaan belum akan melemparkan handuk. Dan Chen mengatakan bahwa perusahaan ingin merebut kembali kue dominan di pasar mobile enterprise. Chen menyebutkan dirinya bertekad tidak akan kehilangan fokus di kustomer korporat dan kustomer lainnya yang telah membantu (BlackBerry) membangun pencapaian globalnya.
Selain itu Chen mangatakan bahwa rencana jangka panjangnya untuk BlackBerry mencakup berkompetisi di pasar untuk perangkat terkoneksi seperti appliances, kendaraan dan item-item lain.
“Kami tidak hanya tertari mengelola perangkat BlackBerry. Kami tertarik mengelola semua perangkat yang kamu ingin bisa bisa saling berbicara satu sama lain,” kata Chen. “Untuk mencapai impian kami menjadi pemain utama di (mesin-ke-mesin {M2M] membutuhkan lebih banyak kemitraan dengan yang lain.”