Jenis Font Yang Sebaiknya Dihindari

gbr1
Kredit: https://creativecuriosity.com.au

Dalam perkembangannya, aksara bukan saja digunakan untuk mencatat maupun berkomunikasi, namun tata aksara itu sendiri akhirnya menjadi sebuah seni yang disebut dengan tipografi. Dalam tipografi, selain tentunya tetap digunakan untuk menyampaikan pesan, aksara juga ditampilkan dalam visualisasi yang elok dan sedap dipandang. Titik berat utamanya tetaplah pada pesan yang hendak disampaikan. Jangan sampai aksara itu sulit dibaca.

Kini di masa komputer, orang-orang yang setiap hari bergelut dengan tipografi telah dimanjakan dengan adanya berbagai aplikasi pengolah teks dan tipografi, serta melimpahnya jenis font yang bisa digunakan. Karena tersedia begitu melimpah dan bisa dikatakan tinggal comot saja, banyak orang yang secara asal menggunakan jenis font tertentu. Padahal ada jenis font yang tabu digunakan dalam desain produk cetak/visual tertentu.

Supaya kamu tak sampai terjerumus, kami akan coba memaparkan font jenis apa saja yang sebaiknya dihindari dalam pembuatan karya atau dokumen yang menggunakan tipografi.

Comic Sans

gbr2

Sebenarnya tidak ada yang salah dengannya, hanya saja font tersebut terlalu kekanakan. Jadi bila font tersebut digunakan di dunia anak-anak maupun komik, sepertinya tidak bakal ada yang protes. Masalahnya, tanpa mengetahui akan sejarahnya, banyak yang menggunakan Comic Sans tersebut pada buletin, flyer, papan pengumuman, bahkan penunjuk arah dan dokumen resmi. Hal tersebut memunculkan rasa muak dari para pemerhati tipografi dan muncullah desakan yang kuat untuk menghindari font ini. Bahkan, sampai lahir situs Comic Sans Criminal (www.comicsanscriminal.com) yang memberikan penjelasan tentang sejarah singkat Comic Sans dan mengapa sebaiknya dihindari.

Bila memang hendak menggunakan font yang jenaka namun untuk hal yang relatif serius, beberapa font pengganti yang bisa digunakan adalah Lexia Readable, P22 Kaz Pro, Sharktooth Regular, dan Comic Strip.

Impact

gbr3

Impact merupakan jenis font yang banyak disukai sebagai judul artikel maupun judul pada sebuah gambar. Salah satu alasannya adalah karena Impact memiliki tingkat keterbacaan yang bagus. Namun, kekurangannya adalah terlalu kurus.

Secara teknis, bila kamu ingin menuliskan judul sebuah artikel, hindari font yang terlalu kurus. Pilihlah font yang sedikit lebih “lebar”. Sedangkan alasan nonteknisnya adalah font Impact sudah menjadi font default untuk gambar humor atau meme yang bertebaran di internet. Jadi bila ada yang menggunakan font tersebut untuk dokumen atau karya seni, bisa jadi akan dianggap sedang bermaksud melucu atau bahkan dianggap tidak profesional. Beberapa alternatif pengganti yang disarankan adalah League Gothic, Coda, Oswald, dan Anton.

Trajan

gbr4

Jika kamu adalah seorang penggemar film, pastilah tidak akan asing dengan jenis font ini. Salah satu yang membuat begitu banyak poster film menggunakan Trajan adalah karena font tersebut secara default ada pada Adobe Creative Suite. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Adobe Creative Suite merupakan aplikasi yang sering digunakan oleh para desainer maupun produser film. Kebetulan pula font tersebut memiliki karakter resmi dan cocok digunakan sebagai judul.

Lalu mengapa ia sebaiknya dihindari? Ya karena penggunanya akan dianggap tidak kreatif, menggunakan font yang sudah terlalu umum. Apalagi jika orang yang memanfaatkan karya tersebut adalah penggemar film atau baru saja melihat sebuah poster film.

Jenis font alternatif yang bisa digunakan seperti Friz Quadrata, Weiss, Warnock, Baskerville, Palatino, Ivory, Requiem, dan Garamond.

Papyrus

gbr6

Papyrus adalah jenis font yang — seperti halnya Comic Sans — memiliki hater yang jumlahnya cukup banyak. Font ini dianggap sedemikian jelek sehingga dicap rajanya font jelek. Papyrus dianggap font yang memiliki unsur kekanakan, tak nyaman dilihat dan dibaca, serta bersifat kitschy. Kata kitschy memang digunakan untuk menyatakan hal buruk di bidang seni.

Namun ternyata ada satu karya populer yang menggunakan font ini, yaitu poster film Avatar. Tak heran meski film Avatar terbilang sukses, namun posternya menuai kritik keras karena menggunakan Papyrus.

Beberapa jenis font yang ditawarkan untuk menggantikan Papyrus adalah Baker Signet, Corvallis, Beata LP, Donatello, Ghiberti LP, ITC Skylark, Inoxida, dan Galahad.

Bradley Hand

gbr7

Bradley Hand dan semua font yang nampak seolah seperti tulisan tangan sebaiknya dihindari untuk digunakan. Memang font seperti ini pada mulanya seperti memberikan sentuhan personal, namun faktanya justru membuat hasil cetak menjadi nampak tidak teratur dan menurunkan tingkat keterbacaan.

Jika memang hendak memberikan sentuhan personal, sepertinya tulisan tangan asli justru lebih bisa melakukannya. Beberapa jenis font mirip tulisan tangan seperti ini malahan seolah-olah mengumpulkan hasil tulisan tangan 62 orang berbeda, masing-masing menuliskan satu huruf kecil, satu huruf kapital, dan satu angka.

Surat Tebusan

gbr8

Dalam adegan film dan mungkin juga kisah nyata, surat permintaan tebusan seringkali dibuat dengan menempelkan potongan-potongan huruf dari berbagai surat kabar. Tujuannya tentu supaya tulisan tangan si penculik tidak terlacak.

Ternyata font yang memiliki pola seperti itu juga tersedia. Namun sudah tentu memang sebaiknya jenis font seperti ini dihindari karena memberikan kesan negatif. Lagipula tingkat keterbacaan font seperti itu sangat rendah.

Exit mobile version