Tuesday, March 19, 2024
Enterprise dan Korporasi

Gaji Besar = Loyalitas Karyawan?

Perusahaan tidak ditentukan dari apa yang perusahaan tersebut lakukan, akan tetapi dari orang-orang yang melakukannya. Perusahaan terlihat sukses jika para karyawan bersemangat dan terinspirasi oleh budaya kerja dan kepemimpinan serta memainkan peran proaktif dalam keberhasilan perusahaan.

Menurut Jobstreet, hal ini dibuktikan oleh Google. Sebagaimana dilaporkan oleh Business Insider, sebanyak 86% karyawan Google mengatakan bahwa mereka sangat puas atau cukup puas dengan pekerjaan mereka. Laporan ini menyoroti banyak faktor tentang perusahaan yang disukai para pekerjanya, termasuk bonus dan gaji yang tinggi, misi perusahaan yang penuh makna, fleksibilitas untuk bekerja dalam proyek yang diminati, dan banyak lagi.

Ketika seseorang berdebat tentang Google karena menjadi Merek Paling Ternama Kedua Di Dunia Tahun 2016, Google memunyai kekayaan untuk memberikan bonus mewah bagi para pekerjanya. Menurut Jobstreet, hal ini bisa juga berarti bahwa Google bisa seperti sekarang ini dikarenakan budaya dan prioritas yang tepat, di mana para pekerjanya peduli akan hal tersebut.

Dalam Laporan Indeks Kebahagiaan Pekerjaan Tahun 2016 (sebuah survei yang dilakukan oleh JobStreet.com dan jobsDB), sebanyak lebih dari 50 ribu responden di Filipina, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia diminta untuk mengambil suara untuk menentukan faktor-faktor tertinggi yang akan meningkatkan kepuasan kerja mereka dalam enam bulan mendatang. Menurut Jobstreet, berdasarkan survei ini, “kenaikan gaji” dan “pekerjaan baru” muncul sebagai dua hal tertinggi.

Jobstreet menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut sangatlah kecewa dengan pekerjaan mereka yang menyiratkan bahwa perusahaanlah solusi utama untuk mendapatkan kembali kepuasan bekerja. Bagaimana jika mereka ditawari kenaikan gaji? Hal apakah yang membuat mereka bertahan? Akan tetapi, berapakah kenaikan gaji yang cukup untuk mempertahankan mereka?

Menurut Jobstreet, berdasarkan suatu studi tentang “Tren Kenaikan Gaji untuk Para Pekerja di Asia Pasifik di Tahun 2016” (2016 Salary Increase Trends for Employees in Asia Pacific), terdapat bantahan tentang asumsi bahwa kenaikan gaji tidak sinkron dengan inflasi, terutama untuk pasar-pasar yang dinamis dengan tekanan inflasi yang berkelanjutan. Hal ini menurut Jobstreet merupakan waktu yang paling penting bagi perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan karyawan dengan bakat-bakat terbaik.

Mengapa tingkat gaji seseorang sangatlah penting? Menurut Jobstreet, tidak diragukan bahwa terdapat banyak cara lainnya untuk menunjukkan apresiasi — kesempatan kenaikan karier, budaya kerja yang fleksibel, pujian terbuka untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, dan daftar terus berlanjut lagi dan lagi. Akan tetapi, jika kita mendalami lebih jauh lagi, gaji yang kompetitif merupakan bentuk apresiasi yang sangat mendasar yang diharapkan sebagian besar pekerja. Menurut Forbes, sebanyak 79% karyawan melaporkan faktor kurangnya apresiasi sebagai alasan kunci untuk meninggalkan pekerjaan mereka.

Deloitte SEA Human Capital Trends Survey 2015 menggarisbawahi bahwa “Dalam suatu wilayah di mana para pekerja memegang kendali, kemampuan untuk menarik, memimpin, memotivasi, dan mengembangkan kelompok bakat kami sangatlah penting untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.” Laporan lebih lanjut menyatakan bahwa “Pekerja tidak lagi hanya pekerja — mereka adalah pelanggan dan rekan kami. Untuk berhasil dalam dunia kerja baru ini, organisasi-organisasi harus menciptakan suatu budaya yang menginspirasi para pekerja untuk tetap tinggal dan menjadi kontributor yang proaktif  untuk keseluruhan keberhasilan dari sebuah perusahaan.“

Ristianto W

Menyukai dunia elektronika, Linux, dan jaringan komputer. Saat ini aktif mengelola beberapa server berbasis Linux.