Jakarta, PCplus – Twitter ganti logo. Dari logo burung biru yang sangat terkenal, menjadi logo dengan huruf X. Logo ini sudah bisa dilihat di versi desktop dari Twitter. Dengan latar belakang hitam dan huruf X putih, logo ini dengan tegas mengganti si burung biru yang telah puluhan tahun menemani para tweeps.
Baca Juga: 10 Tahun Twitter: Dari Koin Prita sampai Gerhana Matahari Total
Lebih dari sekadar ganti logo, Elon Musk sepertinya memang akan mengubah semua yang ada di Twitter saat ini. Ia disebut-sebut ingin menciptakan sebuah “super app” bernama X. Sebuah jenis baru platform media sosial yang bisa melakukan segalanya dibanding hanya melakukan update status dalam bentuk thread. Elon Musk sendiri sudah mengirimkan tweet resmi di halaman profilenya, yang berbunyi “Dan segera kita akan mengucapkan selamat tinggal kepada merek Twitter dan, secara bertahap, semua burung.” tulis Musk.
Aplikasi serba bisa
Bagi sebagian orang di Asia, super-app seperti PayTM India dan GoJek di Indonesia menjadi bagian penting selama beberapa tahun terakhir. Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan pengguna membayar beragam layanan melalui ponsel. Contohnya WeChat, platform pesan dan media sosial yang telah berkembang menjadi salah satu aplikasi terbesar dari layanan dan jumlah pengguna. Tahun lalu, di China, WeChat diperkirakan memiliki 1,29 miliar pengguna.
Drew Benvie, komentator media sosial dan pendiri agensi digital, Battenhall mengatakan, Musk sedang menggeber habis-habisan ruang aplikasi serba bisa dan meninggalkan Twitter lama di belakangnya. “Berhasil dalam hanya beberapa layanan tambahan, seperti belanja atau pembayaran, bisa saja menjadi semua yang dibutuhkan untuk membuat X lebih baik dari Twitter,” jelasnya. Namun menurut Benvie, saat ini sudah ada begitu banyak alternatif. Jadi Musk dan kawan-kawannya harus mengejar ketinggalan yang sangat besar.
Sebuah perubahan merek yang cepat
Komentator bisnis Justin Urquhart Stewart mengatakan bahwa basis pengguna Twitter yang “setia tetapi menua” tidak akan menyukai perubahan-perubahan tersebut. “Generasi muda telah beralih ke aplikasi lain dan Twitter terlihat sedikit kuno,” kata Justin. Menurutnya, Elon Musk harus berhati-hati karena ia hampir mulai dari awal namun dengan audiens yang lebih tua.
Pandangan lain yang menarik juga datang dari penasihat keamanan siber global di perusahaan keamanan ESET, Jake Moore. Ia mengatakan bahwa transisi dari satu nama perusahaan ke nama lain dapat mendorong serangan phishing. Modusnya, penjahat menyamar sebagai orang atau organisasi untuk mencuri data pengguna. “Perubahan merek adalah kesempatan sempurna untuk mengirim email phishing yang meminta pengguna untuk masuk melalui URL baru dari tautan dalam email itu. Tetapi tentu saja tautan itu tidak asli dan di situlah orang bisa tertipu untuk menyerahkan kredensial Twitter asli mereka,” katanya seperti dikutip PCplus dari BBC. “Penjahat siber dapat dengan mudah memanfaatkan hal ini, terutama mereka yang mencari URL baru itu,” tambah Moore.
Obsesi terhadap “X”
Elon Musk memang telah lama memiliki ketertarikan dengan huruf X, meskipun tidak ada yang benar-benar tahu alasannya. Salah satu usaha bisnis pertamanya pada tahun 1999 dikenal sebagai X.com, yang merupakan platform perbankan online. Tiga tahun kemudian, Musk mendapat $165 juta ketika X.com – yang saat itu telah bergabung dengan PayPal – dibeli eBay.
Selain itu Musk juga merupakan kepala eksekutif SpaceX, perusahaan kedirgantaraan komersial Amerika yang didirikan pada tahun 2002. Bahkan anak pertamanya dengan musisi Grimes diberi nama X Æ A-12 Musk. Yang paling baru, Musk membuat start-up kecerdasan buatan (AI) bernama xAI sebagai alternatif untuk ChatGPT.