Epic Games Bantah Sistemnya Kena Hack
Jakarta, PCplus – Baru-baru ini, beredar kabar bahwa Epic Games, pengembang game populer Fortnite, menjadi sasaran peretasan. Pelakunya diduga kelompok ransomware yang mengaku telah mengambil alih 200 GB data internal perusahaan. Namun, Epic Games segera membantah bahwa pihaknya kena hack. Dan menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti adanya tindakan hacking. Belakangan, terungkap bahwa kabar peretasan itu hanyalah bohong belaka, dan para hacker mengaku bahwa mereka hanya menjalankan aksi penipuan, wah.
Baca Juga: ROG Ally Hadir di Indonesia, Disambut Antrian Gamers
Menurut laporan dari Cyber Daily, sebuah situs keamanan siber asal Australia, adalah Mogilevich, nama geng peretas yang mengklaim telah mencuri data Epic Games pada akhir Februari lalu. Mereka sendiri sebenarnya bukanlah hacker, melainkan kelompok “jenius kriminal” dan “penipu profesional”. Demikian mereka menjuluki dirinya seperti dikutip PCplus dari Kotaku. Mogilevich sendiri beraksi dengan menggunakan tautan di blog darkweb mereka untuk berpura-pura sebagai hacker.
Tipuan untuk memperkaya portofolio
“Sayangnya, tautan ini hanya membawa Anda ke pengumuman bisnis kami yang penting, bukan ke bukti data yang bocor,” ujar Pongo, juru bicara Mogilevich, kepada Cyber Daily. Pongo menjelaskan bahwa mereka bukan kelompok ransomware, melainkan “penipu profesional”. Dan kabar peretasan Epic Games palsu itu adalah bagian dari strategi mereka untuk “memanfaatkan nama-nama besar” agar mendapatkan visibilitas secepat mungkin. “Bukan untuk menjadi terkenal dan disetujui, melainkan untuk membangun perdagangan korban baru kami dengan cermat untuk ditipu,” tambah Pongo.
Pongo juga mengungkapkan bagaimana mereka berencana untuk mendapatkan uang dari aksi penipuan mereka. “Sekarang pertanyaan sebenarnya adalah, mengapa kami mengaku semua ini padahal kami bisa saja kabur? Ini kami lakukan untuk menunjukkan proses penipuan kami. Kami tidak menganggap diri kami sebagai peretas, tetapi lebih sebagai jenius kriminal, jika Anda mau menyebut kami begitu.”
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi (atau tidak terjadi) di sini? Pada 28 Februari, Cyber Daily melaporkan bahwa Mogilevich diduga telah meretas Epic Games. Merekamengaku telah mencuri 189 GB data perusahaan. Menurut mereka, data tersebut mencakup email, kata sandi, nama lengkap, informasi pembayaran, kode sumber, dan banyak data lainnya. Semuanya lalu disebut akan dijual di situs web mereka. Mogilevich memberikan batas waktu sampai 4 Maret untuk Epic Games merespons tuntutannya. Dan mengancam akan melakukan sesuatu jika Epic Games tidak menghubungi mereka. Ternyata, ancaman tersebut hanya penipuan.
Respon dari Epic Games
Pihak Epic Games sendiri merespon bahwa mereka tidak memiliki “bukti sama sekali” bahwa pihaknya telah kena hack. Perusahaan ini mengumumkan hal tersebut di Twitter resmi miliknya pada 4 Maret. Isinya menyebut bahwa penyelidikan atas dugaan pelanggaran itu telah selesai. Hasilnya? Ya, itu adalah “penipuan”.
Meskipun kabar hacking ini ternyata adalah bohong, perusahaan-perusahaan game memang pernah mengalami pelanggaran data yang nyata di masa lalu. Di Desember 2023, Insomniac Games menjadi korban peretasan. Data tentang proyek-proyek mendatang dibocorkan sang hacker. Termasuk tantangan dan keputusan sulit yang sering dihadapi oleh perusahaan games saat menghasilkan game blockbuster sukses.