Jakarta, PCplus – Serangan belanja online terus meningkat sepanjang tahun 2025. Data dari Kaspersky Security Network (KSN) menunjukkan lebih dari 6,394,854 upaya phishing berhasil diblokir dari Januari hingga Oktober. Hampir setengah dari serangan tersebut menargetkan pebelanja daring, dengan 48,2% diarahkan pada konsumen e-commerce.
Baca Juga: Tiga Tipe Pembeli Online Shop di Indonesia Menurut Shopee
Selain itu, lebih dari 20 juta serangan siber terdeteksi pada platform gim, termasuk 18,56 juta serangan yang menyalahgunakan Discord. Aktivitas ancaman juga meluas ke layanan hiburan, dengan 801,148 percobaan phishing terkait Netflix dan 576,873 terkait Spotify.
Pada dua minggu pertama November, Kaspersky mendeteksi 146,535 email spam bertema diskon musiman. Sebanyak 2,572 email spam terkait promosi Hari Lajang ditemukan, banyak di antaranya meniru merek besar seperti Amazon, Walmart, dan Alibaba. Kampanye ini menggunakan kembali templat lama untuk mengelabui pengguna dengan diskon palsu.
Ancaman tidak berhenti di e-commerce. Kaspersky mencatat 2,054,336 percobaan phishing yang menyamar sebagai platform gim populer seperti Steam, PlayStation, dan Xbox. Malware yang menyamar sebagai perangkat lunak gim juga melonjak drastis, dengan 20,188,897 percobaan infeksi, di mana Discord mencatat 18,556,566 deteksi — naik 14 kali lipat dibandingkan 2024.
Dampak dan Cara Melindungi Diri dari Serangan Belanja Online
Menurut Olga Altukhova, Analis Konten Web Senior Kaspersky, penyerang kini beroperasi di seluruh ekosistem digital. Mereka memantau aktivitas pengguna di platform belanja, gim, aplikasi streaming, hingga komunikasi, lalu menyesuaikan metode agar tampak familiar.
Kaspersky menekankan pentingnya kewaspadaan konsumen. Saat mencari penawaran terbaik, perlindungan penuh sangat dibutuhkan agar belanja tidak berubah menjadi kerugian finansial. Produk Kaspersky Premium telah mendapatkan sertifikasi “Approved” dari AV-Comparatives berkat teknologi deteksi toko palsu yang canggih.
Untuk menjaga keamanan, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:
- Jangan percaya tautan atau lampiran mencurigakan dalam email.
- Periksa URL situs e-commerce sebelum memasukkan data pribadi.
- Cari ulasan sebelum membeli dari toko yang belum dikenal.
- Rutin cek laporan perbankan atau kartu kredit secara online.
Selain itu, laporan dari Bisnis.com menegaskan bahwa lonjakan phishing diprediksi semakin intens pada akhir tahun. Momentum diskon musiman selalu dimanfaatkan penjahat siber untuk menyebarkan promosi palsu.
Dengan meningkatnya serangan belanja online, konsumen harus tetap waspada. Keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama agar aktivitas daring tetap aman dan menyenangkan.


