
JAKARTA, RABU – Bricks and Clicks, asing dengan istilah ini? Bricks and Clicks adalah istilah bisnis untuk menggambarkan kemampuan yang memungkinkan pelaku industri untuk mengabungkan bentuk fisik, digital serta virtual dalam suatu model yang mudah diakses. Contoh jelas dari Bricks and Clicks ini adalah toko virtual atau online shop.
Diperkirakan pada tahun 2025 nanti semua pelaku ritel akan memanfaatkan teknologi ini. Salah satu penelitian dari Frost & Sullivan yang bertajuk “Bricks and Clicks”, menunjukkan bahwa pendapatan ritel online akan mencapai 20% dari total pendapatan industri ritel, setara dengan $4.3 miliar pada tahun 2025. Sebanyak 25% dari pelaku industri ritel di pasar maju seperti Amerika Serikat dan Inggris juga akan beralih ke kanal online. Ritel online juga tumbuh lebih cepat dibandingkan ritel tradisional di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan.
Dipercaya oleh Archana Vidyasekar, Visionary Innovation Research Group Analyst, Frost & Sullivan, bahwa perkembangan teknologi yang terhubung satu sama lain dan semakin cepatnya akses internet menjadi alasan mengapa terjadi perubahan perilaku belanja dan perluasan pangsa pasar.bukan hanya itu saja, harga yang bersaing dan kemudahan dalam melakukan belanja secara online pun rupanya menjadi faktor pendukung.
Bukti nyata dari mereka yang berhasil memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang adalah Tesco. Tesco berhasil meraih kesuksesan dengan toko virtualnya di negara seperti Korea Selatan di mana tingkat penetrasi ponsel cerdas sangat tinggi. Penjualan online Tesco meningkat sebesar 130% hanya dalam beberapa bulan setelah peluncuran aplikasi home shopping, yang juga menjadi aplikasi paling banyak diunduh di Korea.