JAKARTA, PCplus – Kehilangan panca indera penglihatan bukanlah akhir dari segalanya. Yang berbeda hanyalah cara hidupnya. Maka dalam kesehariannya para tuna netra ini tetap menikmati hidup layaknya manusia yang berpanca indera lengkap. Mendengarkan musik, membaca buku (berhuruf Braille), termasuk memainkan komputer, browsing di Internet, dan ber-e-mail ria. Bahkan ada yang bikin website maupun jualan online.
Nonton video yang diunduh dari YouTube pun bisa mereka nikmati. Cuma bedanya, para tuna netra ini menikmatinya sebagai video musik, alias suara. Kalau ada adegan yang tak bersuara atau tanpa dialog, mereka tak bisa mengetahuinya.
Hal inilah yang mendorong Ramya Prajna S. (Co-Founder Think.Web) membuat sebuah situs khusus bagi para tuna netra yang ingin menikmati video YouTube. Nama situsnya pun mengacu ke situs video tersebut, yakni YouTubefortheBlind.com. Maklumlah, sekitar 30-an video yang dihadirkan di situs tersebut berasal dari YouTube.com.
Lalu apa bedanya dengan video yang di situs resmi YouTube. Beda! Yang di situs youtubefortheblind.com bisa menarasikan adegan-adegan diam. Jadi misalnya, saat adegan gadis memakai sepatu tanpa dialog, akan ada narasi tentang hal itu saat video berjalan. Maksudnya, ada suara yang membacakan situasi tersebut.
“Kami buatkan penjelasan dengan teks pada tiap adegan tanpa dialog, dan selanjutnya software text-to-speech atau screen reader akan membacakan text description tadi,” jelas Ramya. “Tidak ada video yang dibuat sendiri. Yang sulit adalah menambahkan deskripsi di timeline YouTube, lalu sinkronisasi. Teks akan dibacakan komputer. Di Windows perlu software seperti Jaws. Kalau di iOS sudah ada,” tambahnya.
Saat ini, kategori konten video di situs YouTubeForTheBlind.com yang tersedia adalah Film Pendek, How To dan Dokumenter. Proyek untuk tuna netra ini pun masih dalam tahap awal pengembangan. “Program ini dijalankan di (internal) Think.Web dengan sukarela,” ungkap Ramya.
O ya, nantinya kamu juga bisa jadi pengisi suara adegan di YouTubeForTheBlind.com loh. “Ke depannya akan dibuka untuk publik, sehingga siapa pun bisa menjadi relawan untuk menuliskan deskripsi. Hanya perlu melihat layar (video) dan menuliskan (apa yang terjadi dalam video itu),” kata Ramya.
Salah satu penyandang tuna netra yang menjadi trainer di yayasan Mitra Netra, Suryo Pramono mengatakan terbantu dengan adanya situs YouTubeForTheBlind.com. “Bagi tuna netra, buka YouTube.com sulit karena ada tombol-tombol. Di YouTubeForTheBlind ada navigasinya. Ada tombol-tombol khusus, seperti Stop, Play, volume up and down, kita tahu harus menekan tombol apa untuk mengontrol itu dengan mudah,” kata Suryo.