JAKARTA, PCplus – Autodesk bukanlah pemain baru di bidang animasi 3D dan software profesional. Perusahaan menawarkan beragam tool desain untuk developer, seperti Maya, 3ds Max, Fusion 360, AutoCAD, Civil 3D, dan banyak lagi. Namun kamu tidak akan menemukan game engine di portofolio Autodesk.
Itu dulu. Diumumkan di Game Developer Conference (GDC) Europe 2015, Stingray menjadi pintu masuk Autodesk ke bisnis game engine. Stingray dibangun pada arsitektur berbasis data dari engine Bitsquid engine, yang diambil Autodesk pada 2014, dan mendukung banyak game development workflows standar industri. Ia juga menyertakan konektivitas ke software animasi 3D Autodesk untuk menyederhanakan pengembangan game di berbagai platform.
“Di antara Augmented Reality, Virtual Reality dan penyebaran mobile platforms, industri game mengalami transisi besar, dengan kompleksitas baru untuk AAA dan developer game indie. Autodesk mengembangkan Stingray dengan mempertimbangkan tantangan tersebut, dan kami bergairah membagikan debut ini dengan komunitas developer game,” kata senior vice president, Media & Entertainment Autodesk, Chris Bradshaw. “Stingray memudahkan dan membuat intuitif para arist dengan bergam set keterampilan dan pengalaman pemrograman untuk menciptakan generasi mendatang dari game-game blockbuster 3D , entertainment dan bahkan arsitektur..”
Stingray akan berkompetisi dengan game engine populer seperti Unreal 4 dan Unity 5, yang sudah mantap di pasar. Jelas tidak akan mudah bagi Autodesk untuk merebut pasar. Namun Autodesk yakin bisa menggaet studio kecil dan menengah yang staf pemrogramannya tidak banyak. Untuk menarik studio-studio kecil, Autodesk menyisipkan tool scripting node-based untuk drag-and-drop coding. Sedangkan untuk project yang lebih ambisius, disediakan Stingrays C++ source code dengan biaya tertentu.
Stingray engine berjalan pada Windows dan akan tersedia melalui program langganan Autodesk mulai 19 Agustus dengan tarif US$30 per bulan.