JAKARTA, PCplus – Pesan taksi, makanan siap-makan, tukang pijat, kendaraan pribadi, sampai cleaning service sudah bisa dilakukan dari app (via Internet). Kalau pesan bus bisa tidak ya? Eh bukan bus untuk tamasya bersama, tapi bus untuk berangkat kerja sehari-hari, seperti TransJakarta atau feeder-nya.
Kalau di Tiongkok, bisa! Namanya Didi Bus. Layanan pesan bus ini ditawarkan oleh Didi Chuxing, yang juga menawarkan pemesanan taksi, supir, kendaraan pribadi via app seperti punya Uber, Grab atau GoJek.
Dijelaskan oleh Jean Liu (President, Didi Chuxing), Didi Bus adalah layanan pesan bus via Internet yang menjadi alternatif populer dari bus umum yang padat penumpang di Tiongkok. Didi Bus resmi diluncurkan di Tiongkok pada Oktober tahun lalu.
Apa sih sebenarnya Didi Bus? Bus ini, terang Liu, seperti layanan shuttle carpool yang diperluas. Jadi alih-alih pakai bus umum yang banyak berhenti di halte dan tempat duduknya sudah habis diduduki orang, dan tak nyaman, Didi Chuxing menawarkan layanan mirip shuttle dengan satu atau dua perhentian saja. Semua kursi di bus bisa dipesan di muka melalui Internet.
“Kami bisa (menggunakan data yang sudah dikumpulkan selama bertahun-tahun) menentukan lokasi asal dan tujuan yang populer, ketika para komuter pada dasarnya melakukan perjalanan yang sama di pagi hari. Dengan skala jaringan ini, kami bisa menyatukan banyak orang,” kata perempuan lulusan ilmu komputer yang pernah berkarier di bidang keuangan itu.
Pengguna layanan Didi Bus bisa mencari rute bus, memesan tiket, dan meminta rute baru via aplikasi utama. Sebelum meluncurkan layanan pesan bus via Internet, Didi Chuxing melakukan uji coba di Beijing dan Shenzhen pada Juli. Selama uji coba, retensi penggunanya 80% dengan 1500 perjalanan bus per hari di lebih dari 700 rute kustom. Menurut Didi, ada lebih dari 500 ribu pengguna Didi Bus.
Potensi Didi Bus besar, mengingat pasar bus umum di Tiongkok diperkirakan mencapai nyaris US$ 16 miliar. Namun sayang ongkos Didi Bus tidak murah. tapi bisa 3x – 5x lebih mahal dibandingkan transportasi umum. Namun karena targetnya adalah mereka yang berusia 20 – 40 tahun dan pekerja, mungkin tak masalah ya.
Layanan Didi Bus, tutur Jean Liu yang lahir dan besar di Beijing, merupakan produk hasil analisis prediktif dari data-data yang dikumpulkan layanan Didi Chuxing di 400 kota di Tiongkok. Data, tegas Liu yang bergabung dengan Didi Chuxing dua tahun lalu, adalah kekuatan utama perusahaannya.
Selama empat tahun beroperasi, jelas Liu, Didi Chuxing telah mengumpulkan titik-titik jemput dan tujuan, waktu-waktu di mana permintaan melonjak tajam, dan rute-rute yang paling sering dilalui di 400 kota di Tiongkok. Data-data ini kemudian dianalisis untuk menciptakan produk baru, antara lain Didi Bus.
Hmmm jadi berangan-angan apakah mungkin ada layanan seperti itu di Jakarta, apalagi kalau tarifnya tak jauh dari yang ditawarkan TransJakarta? Mungkin ada startup yang tertarik menggarapnya? Atau mungkin ini akan menjadi ekspansi berikutnya dari GoJek?