JAKARTA, PCplus – Kamu yang sedang mampir di Singapura mungkin bisa memesan layanan mobil Audi swakendara (self-driving) tahun ini. Pasalnya, Singapura sedang menguji layanan mobil tanpa supir di jalan-jalan umum, dan Delphi mengumumkan akan menyediakan armada mobil swakendara kepada Dinas Perhubungan Darat Singapura (Singapore Land Transport Authority) bersama software untuk program mobility-on-demand.
Ini adalah bagian dari inisiatif Singapura untuk memajukan riset kendaraan otonom, yang diluncurkan tahun 2014. NuTonomy, pecahan dari MIT, juga telah mulai menguji program taksi swakendara di kawasan bisnis Singapura tahun ini.
Delphi akan menggunakan tiga jalur tetap untuk enam Audi SQ5 swakendara, dengan cakupan total sekitar 8 kilometer. Awalnya, ada seorang supir di dalam mobil, bertindak sebagai penyelamat pada kondisi darurat. Lama-lama, tidak akan ada supir manusia. Rencananya, setir mobil nantinya pun dikeluarkan dari mobil.
“Ini memungkinkan kami mendemokan bahwa kami punya ekosistem yang lengkap, pengetahuan dan kemampuan, kendaraan, sensor-sensor, software kendali otomat yang terkoneksi ke cloud, manajemen armada, data dan analitika tentang bagaimana kendaraan berkinerja,” kata Glen DeVos (Vice President of Engineering for Delphi).
Di Silicon Valley, Delphi sudah memiliki armada otonom, dan mendemokan perjalanan otonom pantai-ke-pantai AS tahun lalu. Mereka berencana meluncurkan lokasi-lokasi tambahan di Amerika Utara dan Eropa untuk menguji mobilitas on-demand melalui program pilot serupa.
DeVos mengatakan, program di Singapore akan memberikan masukan berharga tentang cara orang menggunakan kendaraan. “Agar sistem ini berhasil, orang harus tergerak menggunakannya. Kami cenderung tidak berbicara tentang bagaimana perasaan konsumen tentang halini. Kamu harus menerapkannya dalam cara sedemikian rupa sehingga konsumen merasa ingin memakainya.”
DeVos kemudian membayangkan transaksi yang bisa terjadi di dalam kendaraan, seperti membuatnya menjemput dry cleaning atau belanjaan sebelum menjemput kamu dari tempat kerja. “Ini lebih aman karena kamu tidak harus menyupir sendiri dan biaya per perjalanan turun,” katanya.
Uji Singapura dijadwalkan berlangsung tiga tahun, dengan peluncuran komersial pada tahun 2022. Hmm, kalau di Jakarta atau kota lain di Indonesia bisa tidak ya?