Jakarta, PCplus – Serangan bruteforce terus menjadi ancaman serius bagi bisnis di Asia Tenggara. Berdasarkan laporan terbaru dari Kaspersky, lebih dari 53 juta serangan bruteforce telah terdeteksi sepanjang tahun 2024. Metode ini digunakan oleh penjahat siber untuk menebak kata sandi atau kunci enkripsi dengan mencoba berbagai kombinasi hingga menemukan yang benar.
Baca Juga: 61 Juta Serangan Bruteforce Ancam Asia Tenggara
Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak, dengan 14,6 juta serangan yang menyasar perusahaan-perusahaan di tanah air. Angka ini meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Malaysia juga mengalami kenaikan 14%, sementara Vietnam mencatat jumlah serangan tertinggi dengan 19,8 juta serangan.
Bagaimana Serangan Bruteforce Bekerja?
Serangan bruteforce biasanya menyasar Remote Desktop Protocol (RDP), sebuah protokol milik Microsoft yang memungkinkan pengguna mengakses komputer lain dari jarak jauh. RDP sering digunakan oleh administrator sistem dan pekerja yang membutuhkan akses ke server atau PC lain. Namun, celah keamanan dalam penggunaan RDP sering dimanfaatkan oleh peretas untuk menyusup ke sistem perusahaan.
Ketika komputer berada di luar jaringan perusahaan, risiko pencurian data meningkat. Penjahat siber dapat memperoleh kredensial pengguna yang valid dan mengakses sistem tanpa izin. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), proses peretasan menjadi lebih cepat dan efisien.
Cara Melindungi Bisnis dari Serangan Bruteforce
Untuk mengurangi risiko serangan bruteforce, perusahaan perlu meningkatkan keamanan siber mereka. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik.
- Batasi akses RDP hanya melalui VPN perusahaan.
- Aktifkan autentikasi dua faktor untuk lapisan keamanan tambahan.
- Gunakan Autentikasi Tingkat Jaringan (NLA) untuk mencegah akses tidak sah.
- Tutup port 3389 jika tidak menggunakan RDP.
- Gunakan solusi keamanan siber seperti Kaspersky Next EDR Optimum.
Serangan bruteforce bisnis semakin meningkat dan menjadi ancaman nyata bagi perusahaan di Asia Tenggara. Dengan meningkatnya jumlah serangan setiap tahun, penting bagi bisnis untuk memperkuat sistem keamanan mereka dan mengadopsi langkah-langkah perlindungan yang lebih baik. Jangan biarkan data perusahaan jatuh ke tangan yang salah!


