Jakarta, PCplus – Di era digital, anak-anak semakin akrab dengan teknologi. Laporan terbaru dari Kaspersky mengungkap bahwa aplikasi chatbot berbasis AI menjadi salah satu tren yang paling diminati anak-anak. Platform seperti Character.AI, ChatGPT, dan Gemini kini sering digunakan untuk berinteraksi dengan bot yang meniru karakter fiksi atau nyata.
Baca Juga: Awas, Situs-Situs Berbahaya Ini Sering Dikunjungi Anak-Anak
Peningkatan minat ini terlihat dari jumlah pencarian terkait AI yang melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Jika sebelumnya hanya 3,19% dari total pencarian berkaitan dengan AI, kini angka tersebut mencapai 7,5%. Fenomena ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak hanya penasaran dengan AI tetapi juga mulai mengintegrasikannya dalam kehidupan digital mereka.
Namun, penggunaan chatbot AI tidak selalu aman. Beberapa bot dapat menyajikan konten yang kurang sesuai, termasuk misinformasi atau materi yang terlalu emosional. Oleh karena itu, orang tua perlu berdiskusi dengan anak-anak mengenai cara menggunakan AI dengan bijak serta memanfaatkan aplikasi pengasuhan digital untuk menjaga keamanan mereka.
Meme dan Game: Tren Digital yang Menghibur Anak-anak
Selain AI, meme juga menjadi bagian dari budaya digital anak-anak. Tahun ini, meme dengan humor absurd atau brainrot semakin populer. Salah satu yang banyak dicari adalah frasa Italia “tralalero tralala” serta lagu meme “tung tung tung sahur”. Meskipun terdengar acak bagi orang dewasa, bagi anak-anak, meme ini menjadi bagian dari komunikasi dan hiburan sehari-hari.
Di dunia game, Sprunki menjadi salah satu permainan berbasis ritme yang menarik perhatian. Game ini menggabungkan musik dan interaksi visual, membuat pengalaman bermain lebih seru dan menantang. Popularitasnya terlihat dari pencarian di Google dan YouTube, di mana Sprunki masuk dalam lima besar game yang paling banyak dicari, bersanding dengan Roblox dan Brawl Stars.
Aplikasi AI Anak yang Paling Banyak Digunakan
Di Indonesia, aplikasi yang paling sering digunakan anak-anak masih didominasi oleh YouTube dengan 28,02%, diikuti oleh WhatsApp (22,15%) dan TikTok (16,01%). Pergeseran ini menunjukkan bahwa anak-anak semakin sering menggunakan aplikasi obrolan untuk berbagi tautan, meme, dan video pendek dengan teman-teman.
Selain itu, beberapa aplikasi AI edukatif juga semakin populer. Berikut beberapa aplikasi AI yang bisa membantu anak belajar sambil bermain:
- Duolingo Kids – Belajar bahasa asing dengan cara menyenangkan.
- Khan Academy Kids – Menyediakan materi pelajaran untuk anak usia dini.
- Socratic by Google – Membantu menjawab soal dengan penjelasan yang mudah dipahami.
- ELSA Speak – Melatih pelafalan bahasa Inggris menggunakan AI.
Cara Mengoptimalkan Penggunaan Aplikasi AI untuk Anak
Agar anak-anak dapat memanfaatkan aplikasi AI dengan aman dan efektif, beberapa langkah berikut bisa diterapkan:
- Diskusikan risiko daring dengan anak dan tetapkan panduan yang jelas.
- Gunakan aplikasi pengasuhan digital seperti Kaspersky Safe Kids untuk mengontrol konten yang diakses.
- Pasang solusi keamanan seperti Kaspersky Premium untuk mencegah pengunduhan file berbahaya.
- Pantau aktivitas daring anak secara aktif untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
- Gunakan alat edukasi seperti Kaspersky Cybersecurity Alphabet untuk mengenalkan dasar-dasar keamanan siber](https://mail.zoho.com/zm/#mail/folder/inbox/p/1748999793065124000).
Dengan memahami tren digital anak-anak dan mengoptimalkan penggunaan aplikasi AI, orang tua dapat membantu mereka menjelajahi dunia digital dengan lebih aman dan bijak.