Singapura, PCplus – Laporan terbaru dari Acronis mengungkapkan bahwa ransomware masih menjadi ancaman paling serius bagi bisnis. Serangan ini makin berbahaya karena pelaku kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat dan menyempurnakan aksi ransomware ini. Dalam enam bulan pertama 2025, tercatat peningkatan korban ransomware sebesar 70% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: Acronis Cegah 7,5 Juta Serangan Siber Global
Kelompok seperti Cl0p, Akira, dan Qlin disebut paling aktif menyerang. Mereka tidak hanya menyebarkan malware, tapi juga menggunakan AI untuk membuat serangan sosial engineering dan ransomware yang lebih meyakinkan. Serangan phishing menyumbang 25% dari total insiden, dan 52% dari serangan terhadap penyedia layanan TI (MSP).
Menurut Gerald Beuchelt, CISO Acronis, bahkan penyerang amatir kini bisa membuat deepfake dan email palsu dengan bantuan AI. Satu kesalahan kecil dari pengguna bisa membuka jalan bagi kerugian besar. Oleh karena itu, strategi perlindungan siber yang menyeluruh sangat dibutuhkan.
Industri Manufaktur dan Aplikasi Kolaborasi Jadi Target Baru
Industri manufaktur menjadi sasaran utama ransomware AI, dengan 15% dari total kasus terjadi di sektor ini. Retail, makanan dan minuman (12%), serta media dan telekomunikasi (10%) juga mengalami peningkatan serangan. Serangan ini menyasar sistem lama yang sulit diperbarui dan sangat bergantung pada waktu operasional.
Serangan phishing tidak lagi hanya lewat email. Kini, aplikasi kolaborasi seperti Microsoft Teams dan Slack jadi jalur favorit penyerang. Sekitar 25% serangan di platform ini menggunakan deepfake atau eksploitasi otomatis berbasis AI. Bahkan, cadangan email Microsoft 365 pun tidak aman, karena 1,47% di antaranya ditemukan mengandung malware.
Di India, 12,4% endpoint terpantau terkena serangan, menjadikannya negara paling terdampak secara global. Startup dan bisnis kecil disebut paling rentan karena minimnya sumber daya untuk perlindungan siber.
Solusi dan Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Acronis menyarankan pendekatan keamanan yang menyeluruh, mulai dari deteksi dini, respons cepat, hingga pemulihan data. Penggunaan AI untuk pertahanan siber juga harus ditingkatkan agar bisa mengimbangi kecanggihan serangan.
Kamu yang mengelola bisnis atau sistem TI disarankan untuk tidak hanya mengandalkan antivirus biasa. Perlindungan harus mencakup semua lapisan, termasuk backup yang aman dan pemantauan aktivitas mencurigakan secara real-time.
Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa baca laporan resmi Acronis Cyberthreats H1 2025 atau analisis tambahan dari BusinessWorld.


