Jakarta, PCplus – Kasus penipuan daring di Indonesia terus melonjak tajam. Hingga Agustus 2025, tercatat 225.281 kasus penipuan. Kerugian masyarakat akibat kejahatan digital telah mencapai Rp 4,6 triliun menurut data Indonesia Anti Scam Center (IASC).
Baca Juga: Kolaborasi ASEAN Foundation dan Vero Dorong Literasi AI di Asia Tenggara
Sebagai langkah pencegahan, IASC berhasil memblokir lebih dari 72 ribu akun penipu. Dana korban senilai Rp 349,3 miliar telah berhasil dikembalikan melalui kerja sama lintas lembaga. Modus penipuan yang paling sering ditemukan meliputi phishing, investasi ilegal, dan pinjaman online tanpa izin.
Kondisi ini mengancam kepercayaan publik terhadap layanan digital dan ekosistem ekonomi berbasis teknologi.
Menjawab tantangan tersebut, ASEAN Foundation mengumumkan inisiatif regional baru di ajang GASS Asia 2025. Program ini didukung pendanaan sebesar USD 5 juta dari Google.org untuk memperkuat ketahanan komunitas. Inisiatif ini melibatkan mitra lokal di sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste secara langsung. Tujuannya adalah membekali masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menghadapi penipuan daring. Program ini sejalan dengan prioritas ASEAN 2025 yang menekankan ketahanan digital regional di bawah kepemimpinan Malaysia.
Menurut laporan GASA, kerugian akibat penipuan di Asia Tenggara mencapai USD 23,6 miliar dalam setahun terakhir. Sebanyak 63% penduduk di kawasan ini pernah mengalami penipuan digital, menunjukkan skala masalah yang mengkhawatirkan. Google dan ASEAN Foundation berkomitmen untuk memperkuat pertahanan digital melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.
Edukasi, Pelatihan, dan Harapan Masa Depan
Program ini menargetkan lebih dari 3 juta orang agar memiliki akses ke sumber pencegahan penipuan daring. Salah satu perangkat utama adalah gim edukatif “Be Scam Ready” yang dikembangkan oleh Google. Gim ini menggunakan teori inokulasi untuk melatih kemampuan deteksi penipuan secara kritis dan menyenangkan. Sebanyak 550.000 individu akan mengikuti pelatihan intensif yang difasilitasi oleh 2.000 pelatih utama.
Pelatihan ini menyasar generasi muda, orang tua, pendidik, hingga lansia sebagai benteng pertahanan pertama.
Program ini dirancang agar dekat dengan kehidupan masyarakat, mulai dari ruang kelas hingga dunia maya. Materi pelatihan disesuaikan dengan budaya, bahasa, dan situasi nyata di masing-masing negara peserta. Wilson White dari Google Asia Pacific menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk melawan penipuan. Pemerintah Indonesia juga terus meningkatkan literasi digital dan kampanye kesadaran publik secara aktif.
Dengan proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara mencapai USD 1 triliun pada 2030, perlindungan digital jadi sangat penting. Inisiatif Google ASEAN Foundation ini bukan hanya soal pencegahan, tapi juga soal menjaga kepercayaan masyarakat. Kamu bisa ikut berperan dengan lebih waspada, belajar mengenali modus penipuan, dan berbagi pengetahuan ke orang sekitar.
Karena di era digital, keamanan bukan hanya urusan teknologi, tapi juga soal solidaritas dan edukasi bersama.


