Jakarta, PCplus – Ekonomi kreator di Asia Tenggara berkembang sangat pesat. Lebih dari 200 juta pengguna media sosial aktif terlibat di dalamnya. Hari ini, Creators Association of Southeast Asia (CASA) resmi diluncurkan di Jakarta. Asosiasi ini juga dikenal sebagai Asosiasi Kreator Konten Asia Tenggara (AKKAT).
Baca Juga: Instagram Edits, Penyunting Video Baru Buat Kreator Konten
Pembentukan CASA adalah inisiatif kolaboratif yang penting. Kemitraan strategis ini digagas oleh Vero, IBV, Mantappu, dan Vina Muliana. Mereka adalah agensi komunikasi, kreator, serta manajemen talenta. Tujuannya adalah memperkuat ekosistem kreator di kawasan ini.
Meskipun laju ekonomi digital sangat cepat, banyak kreator masih menemui tantangan. Mereka kekurangan perlindungan profesional dan standar industri yang adil. Sering kali, kreator juga menghadapi kesenjangan akses yang nyata. Oleh karena itu, CASA hadir sebagai jembatan yang kuat. Diharapkan kolaborasi antara kreator, brand, dan platform menjadi lebih setara dan berkelanjutan.
“Selama ini, banyak kreator bekerja tanpa perlindungan memadai,” jelas Jehian Panangian Sijabat. Co-Founder CASA sekaligus pendiri Mantappu Corp ini mengatakan hal tersebut. CASA ingin memastikan suara kreator didengar. Suara itu harus didengar oleh platform, brand, dan juga pembuat kebijakan. Mantappu Corp sendiri berperan besar memprofesionalkan industri kreator di Indonesia.
Asosiasi ini lebih dari sekadar perkumpulan biasa. CASA mengusung gerakan sosial. Gerakan itu memperjuangkan posisi kreator sebagai pelaku ekonomi digital. Peran kreator ini nyata dalam pertumbuhan industri digital regional. Melalui persatuan ini, kekompakan kreator ASEAN dapat ditingkatkan.
Membangun Standar Industri dan Edukasi Kreator
Peluncuran CASA di Jakarta diisi dengan serangkaian kegiatan. Diskusi dan workshop dihadirkan dalam acara tersebut. Kreator muda, agensi, hingga perwakilan platform besar ikut terlibat. Perwakilan dari Meta dan TikTok juga turut hadir dan berdiskusi. Mereka membahas masa depan profesi kreator di tengah teknologi digital dan AI.
Sesi utamanya bertajuk “Beyond Endorsements: Building Meaningful Brand x Creator Partnerships.” Sesi tersebut mengulas evolusi kolaborasi kreator dan brand. Kolaborasi itu harus menjadi kemitraan strategis, bukan sekadar promosi.
“Narasi hubungan brand dan kreator harus diubah dari transaksi ke kolaborasi,” terang Vanya Qinthara (Minyo Diego). Kolaborasi yang otentik dan berkelanjutan diharapkan terwujud. Vanya Qinthara adalah Co-Founder CASA dan pendiri IBV. IBV adalah agensi yang fokus mengembangkan karier kreator digital. Lebih lanjut, disampaikan bahwa CASA akan menjadi ruang aman untuk berdialog seimbang. Sesi edukatif akan tercipta bagi semua pihak dalam industri.
Selain itu, workshop interaktif juga diselenggarakan. Topik yang dibahas meliputi monetisasi kreatif dan storytelling digital. Perlindungan hukum bagi kreator juga menjadi fokus utama. Edukasi ini semakin menegaskan peran CASA sebagai wadah berbagi pengetahuan. Melalui wadah ini, standar industri juga dapat ditingkatkan.
CASA: Tonggak Pemberdayaan Kreator Digital Regional
Ke depannya, CASA akan memfasilitasi advokasi penting. Penyusunan panduan etika industri juga akan dilakukan. Ini termasuk praktik kolaborasi adil antara kreator dan brand. Edukasi mengenai keamanan digital dan monetisasi juga menjadi agenda.
“Kreator bukan hanya pembuat konten semata,” tambah Vina Muliana. Co-Founder CASA ini adalah kreator konten sekaligus profesional komunikasi terkemuka. Vina menekankan bahwa kreator adalah pelaku ekonomi. Mereka juga membangun kepercayaan publik. Karena itu, asosiasi perlu melindungi kepentingan mereka. Asosiasi juga harus meningkatkan standar industri secara keseluruhan.
Sebagai permulaan, CASA diperkenalkan di Indonesia. Namun, semangat yang dibawa bersifat lintas batas. “Kreator di Asia Tenggara punya potensi luar biasa,” kata Astari Laksmiwati, Executive Director CASA. Mereka berpotensi besar untuk saling belajar dan berkolaborasi. Hal ini dapat menciptakan dampak ekonomi yang lebih besar.
Rencananya, wadah ini akan hadir di berbagai forum industri. Kehadiran di acara kreatif regional akan memperluas jaringan. Dengan demikian, kerja sama antarnegara dapat diperkuat. Ekonomi kreatif Asia Pasifik sendiri diperkirakan mencapai US$135,2 miliar pada tahun 2023. Industri ini didukung oleh lebih dari 207 juta kreator.
Kehadiran CASA diharapkan menjadi tonggak penting. Tujuannya membangun ekosistem yang inklusif, profesional, dan berkelanjutan. “CASA mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun industri,” tutur Chatrine Siswoyo, Senior Advisor Vero. Vero adalah agensi komunikasi pemenang penghargaan. Kami percaya CASA akan menjadi penggerak pemberdayaan kreator di Indonesia dan Asia Tenggara.