Jakarta, PCplus – Fenomena newsfluencer di Indonesia makin terasa belakangan ini. Gaya penyampaian mereka bikin berita terasa lebih dekat. Konten yang dibuat para newsfluencer disajikan lewat media sosial dengan pendekatan ringan dan visual menarik. Kamu nggak perlu baca berita panjang lebar, cukup tonton video atau slide singkat yang langsung ke inti.
Baca Juga: Bantu Influencer, PT Karya Anak Digital Hadirkan Aplikasi “Tanya Dong”
Menurut studi Vero, ada lima tipe newsfluencer yang dominan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kelompok Watchdogs dikenal kritis terhadap kebijakan dan suka mengupas isu publik secara mendalam. Explainers biasanya punya latar belakang profesional dan jago menjelaskan isu rumit jadi gampang dipahami.
Satirists pakai humor buat bahas isu sensitif, bikin audiens mikir sambil senyum-senyum sendiri. Simplifiers menyajikan rangkuman berita harian dalam format singkat, cocok buat kamu yang sibuk. Connectors menggabungkan kualitas produksi tinggi dengan cerita personal, bikin konten makin relatable. Newsfluencer bukan pengganti jurnalis, tapi pelengkap yang bantu publik memahami isu dengan cara baru.
Kredibilitas mereka dibangun lewat konsistensi, gaya otentik, dan interaksi langsung dengan followers. Kamu bisa lihat peran mereka makin penting, apalagi saat minat publik terhadap isu sosial makin tinggi. Newsfluencer juga bantu jembatani kesenjangan antara media arus utama dan diskusi publik di medsos. Menurut Tek.id, mereka jadi wajah baru pemberitaan digital yang lebih relevan dan kontekstual.
Gaya penyampaian yang santai tapi tetap informatif bikin mereka makin dipercaya sebagai sumber berita. Fenomena ini menunjukkan bahwa cara konsumsi berita sudah berubah dan makin personal. Kamu nggak cuma jadi penonton, tapi juga bisa ikut diskusi dan kasih perspektif sendiri.
Kolaborasi Brand dan Newsfluencer Butuh Pendekatan yang Cermat
Buat brand, kerja sama dengan newsfluencer nggak bisa asal pilih. Harus ada kecocokan nilai dan gaya komunikasi. Newsfluencer punya pengaruh besar, tapi tetap menjaga independensi dan kredibilitas mereka di mata publik. Menurut Vero, alat seperti TrueVibe™ bisa bantu menilai tingkat kepercayaan dan engagement kreator.
Brand perlu paham bahwa kolaborasi ini bukan sekadar promosi, tapi bagian dari percakapan sosial. Kamu sebagai audiens bisa lebih percaya kalau kontennya terasa jujur dan nggak terlalu komersial. Newsfluencer tumbuh karena keberanian mereka menyuarakan kebenaran dan menyentuh isu kompleks. Umaporn Whittaker-Thompson dari Vero bilang, kolaborasi ideal harus tetap menjaga substansi dan gaya otentik.
Keseimbangan antara kredibilitas dan daya pengaruh jadi kunci agar pesan bisa diterima dengan baik. Di era digital, peran media dan newsfluencer makin beririsan dan saling melengkapi. Alih-alih bersaing, mereka bisa kerja bareng buat memperluas akses informasi yang etis dan transparan. Kamu sebagai pembaca makin dimudahkan karena berita disajikan dengan cara yang relevan dan engaging. Fenomena ini juga membuka peluang buat kreator lokal jadi bagian dari ekosistem pemberitaan digital. Dengan pendekatan yang tepat, newsfluencer bisa bantu brand menyampaikan pesan yang bermakna. Kamu nggak cuma jadi target iklan, tapi juga diajak berpikir dan terlibat dalam isu sosial. Newsfluencer bukan tren sesaat, tapi bagian dari evolusi media yang makin inklusif dan partisipatif.


