Friday, April 26, 2024
Berita Teknologi

Survei Kaspersky Lab: Online Banking tak Aman, Bank Perlu Investasi Teknologi

online bankingJAKARTA, PCplus – Online banking makin digalakkan di tanah air. Maklum model branchless banking ini juga sangat menguntungkan bagi pihak bank. Mereka tak perlu menyediakan bangunan fisik bank, memperkerjakan karyawan dan satpam, maupun membayar biaya operasional gedung. Sementara nasabah juga diuntungkan melalui kemudahan akses kapan saja dan di mana saja.

Kendati dianggap menguntungkan, online banking belum juga populer. Masih banyak konsumen menganggap online banking tidak aman. Survei Kaspersky Lab dan B2B International mengungkap, 46% pengguna Internet bahkan lebih suka bertransaksi di loket kasir ketimbang online banking. Sejumlah 59% pengguna lebih percaya bertransaksi offline. Bahkan 49% merasakan rentan bertransaksi secara online.

Uniknya, mayoritas pengguna Internet justru melakukan pembayaran online. Sejumlah 79% memakai laptop dan PC desktop untuk membayar online, 52% pakai tablet dan 45% pakai smartphone. Sejumlah 12% pemilik smart TV melakukannya di perangkatnya. Namun 1 dari 5 pengguna tidak melakukan apa-apa untuk melindungi data finansial online mereka.

Lebih sukanya nasabah bertransaksi secara tradisional – melalui kasir – karena takut menjadi korban penipuan di Internet, kata Ross Hogan (Global Head of the Fraud Prevention Division, Kaspersky Lab), menghambat adopsi pembayaran online dan mobile. Juga memaksa bank berinvestasi sumberdaya di cabang-cabang bank. Namun ada juga kecemasan akan keamanan di antara pengguna online banking.

“Karena itulah, saat ini sangat penting bagi bank untuk berinvestasi di teknologi yang menjamin suasana yang aman di bank bagi para nasabah mereka. Pendekatan ini tidak hanya akan meyakinkan kembali nasabah yang lebih memilih bertransaksi langsung di loket kasir bank bahwa online dan mobile banking aman, tetapi juga akan mengurangi resiko bagi nasabah yang kurang berhati-hati, yang mungkin, jika bank tidak melakukan investasi ini, akan kehilangan data finansial penting,” katanya.

Salah satu cara paling mudah bagi para penjahat cyber untuk mengakses rekening bank online adalah berpura-pura menjadi si pemilik rekening. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperoleh informasi mengenai rekening, membuat halaman phishing yang bisa membuat pengguna tanpa sengaja memberikan username dan kode sandinya, atau menyadap data tersebut dengan virus Trojan ketika pengguna login ke halaman resmi bank. Komputer dan telepon genggam sangat rentan terhadap ancaman-ancaman ini.

Solusi untuk permasalahan ini antara lain Kaspersky Fraud Prevention. Ini adalah platform perlindungan berlapis-lapis yang didesain secara khusus untuk perbankan. Kaspersky Fraud Prevention mengamankan data finansial pada perangkat pelanggan, sehingga meningkatkan loyalitas pengguna dan mengurangi resiko bagi bank dalam menginvestigasi insiden, membayar kompensasi, dan memulihkan reputasi setelah keamanan diterobos. Platform ini dapat melindungi pemiliknya di hampir semua perangkat, baik Windows PC, Windows Phone, Mac, Android, atau iOS.

Wiwiek Juwono

Senior Editor di InfoKomputer dan PCplus. Memiliki spesialisasi di penulisan fitur, berita, serta pengujian gadget dan asesori komputer