Overclocker di Indonesia Ditengarai Terbanyak di Asean
JAKARTA, KAMIS – Lomba overclock di tanah air terus berkibar. “Mungkin overclocker di Indonesia terbanyak di Asean, cuma kita tidak mengikuti perkembangannya,” begitu perkiraan Hinayana Djuli (Direktur, PT Alfa Artha Andaya) dalam acara jumpa pers sesaat sebelum MSI MOA (MSI Master Overclocker Arena) digelar di Jakarta tadi siang (22/7/2010).
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang -
Telkomsel Orbit Pro Modem WiFi 4G High Speed
Rp1,129,000.00 Beli Sekarang -
AXIOO PONGO 960 I9-13900H SSD 512GB RTX 4060
Rp24,999,000.00 Beli Sekarang
Hinayana mendasarkan perkiraannya itu atas antusiasme dari peserta overclock di Indonesia yang lumayan banyak dibandingkan di negara-negara lain. “Overclocker di Indonesia banyak dan cukup menyebar, sampai Manado ada. Punya komunitas. Di Jawa nggak usah diomongin,” jelas Hinayana.
“Di Indonesia banyak potensi terpendam, sayang kurang ter-expose,” kata Hinayana lagi. “Di Asean, Indonesia tidak ada lawan karena banyak pertandingan (overclock) yang dilakukan di Indonesia. Sehingga peserta terbiasa dengan tekanan di saat lomba. Ini beda dengan di Eropa misalnya, yang biasa melakukannya di rumah,” urainya.
Banyaknya overclocker ini juga diakui oleh MSI. Terbukti hanya di Indonesia, MSI menggelar babak penyisihan MOA secara offline. Di negara-negara lain, peserta babak penyisihan harus berkompetisi di forum-forum (online). “Ini juga sekaligus untuk bisa lebih memperkenalkan overclocking ke masyarakat luas,” tandas Hinayana.
Sekadar informasi, MOA pertama yang digelar produsen MSI tahun 2008 dimenangi oleh tim dari Indonesia. “Ini membanggakan karena yang dihadapi peserta level dunia seperti dari Eropa. Jumlahnya 20 orang,” tandas Hinayana.
Hinayana berharap kedua wakil Indonesia (salah satunya dari hasil lomba MOA 2010 di Jakarta) yang berlaga di Taipei, Taiwan kelak akan menjadi jawara. “Agar Indonesia tidak cuma dicap sebagai pemakai tetapi mungkin bisa hasilkan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” katanya. Ia mengatakan pihaknya bersedia menyisihkan dana untuk membina overclocker muda di sekolah-sekolah dengan kerjasama dari overclocker senior.