NEW DELHI, SENIN – Tahun lalu, pemerintah India menjanjikan kehadiran laptop supermurah dengan harga hanya US$ 35. Tanggal 15 Januari 2011 lalu dipatok sebagai tanggal peluncuran laptop tersebut. Namun rencana tinggal rencana.
Proyek ambisius pemerintah India itu kandas di jalan. Padahal pemerintah dikabarkan sudah mengalokasikan US$ 6,5 juta untuk proyek tersebut. Pesanan awal sebesar 100.000 unit berbasis sistem operasi Android pun sudah ditempatkan. Namun vendor yang dipilih untuk mengadakan laptop tersebut, HCL Infosystems, ternyata gagal mendapatkan jaminan bank sebesar 600 juta Rupee (US$ 13.198.416). Dampaknya, tender pengadaan dibatalkan.
“Ya, kami telah mengeluarkan tender baru. Masalah ini akan dituntaskan dalam beberapa minggu,” kata pejabat kementerian HRD (Human Resource and Development) India.
Menurut sumber pemerintah, komponen-komponen laptop saja sudah memakan biaya 5700 rupee. Itu belum termasuk biaya impor dan logistik. Namun pemerintah berniat menjualnya dengan harga 1500 rupee per unit. “Ketidaksesuaian pada biaya finansial dengan vendor menyebabkan tender dibatalkan,” kata sumber yang dekat dengan proyek tersebut.
Pemerintah India disebutkan berniat meminta bantuan alumni IIT dalam pengadaan komponen dari para pemasok baru dari Taiwan dan Korea. Namun para analis teknik mengatakan bahwa biaya komponen akan lebih tinggi dari US$ 35 dan akan sulit bagi para pemasok meneerima harga tersebut tanpa adanya subsidi. “Mikroprosesor dan layar saja sudah lebih dari US$ 35 di pasar,” kata Vishal Bhatnagar, analis TI di Gartner Inc.
Sebenarnya ini bukan kali pertama kementerian HRD India gagal mewujudkan rencananya. Tahun 2009, laptop US$ 10-nya ternyata berubah menjadi flash disk!
Mudah2an Indonesia juga punya konsep yang sama demi pendidikan anak-anak didik kita, India aje bisa, ?
kalo di endonesia laptopnya berubah jadi kompor ya..