JAKARTA, KAMIS – Nama Metrodata e-Bisnis (MEB) sudah cukup lama berkibar di tanah air. Anak perusahaan Metrodata Electronics Tbk itu memiliki pengalaman 35 tahun di dunia TI. Tak heran jika jaringan distribusinya sudah tersebar luas, dengan sentra distribusi di enam kota besar: Jakarta, Bandung, DI Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Makassar. Ini masih ditambah dengan tujuh kantor perwakilan.
Alasan di atas itulah yang antara lain melandasi jalinan kemitraaan MEB dengan NetApp yang punya solusi storage dan pengelolaan data. “Metrodata punya jaringan yang luas. Ini bisa menambah jangkauan kami di pasar. Metrodata juga merupakan distributor terbaik dari sisi edukasi, yang juga sesuai dengan misi kami untuk melakukan edukasi tentang storage management di emerging market,” tutur Steven Law (NetApp Country Manager for Indonesia and Phillipines) sesaat sebelum menandatangani Letter of Agreement di restoran South Beauty, Jakarta tadi siang (17/3/20111).
Siang itu MEB resmi menjadi value added distributor untuk semua lini produk NetApp. Melalui kerjasama dengan MEB, Steven berharap NetApp bisa mencapai tiga hal penting di segmen pasar menengah sampai enterprise. “Pertama, semakin dekat dengan kustomer di Jakarta dan luar Jakarta. Kedua, business process yang lebih cepat, dan ketiga bisa memperluas jangkauan pasar dalam edukasi storage management,” urai Steven.
Steven menandaskan, NetApp memang membutuhkan mitra yang memiliki sistem business process yang baik agar availability produknya ke kustomer lebih cepat dan lebih baik. “Selama ini NetApp hanya diketahui di Jakarta. Sekarang (dengan kemitraan dengan MEB) memungkinkan untuk diketahui di luar Jakarta. Availability reach kita tidak sebaik Metrodata dalam hal availability customer,” aku Steven.
Menanggapi hal itu, Agus Honggo Widodo (President Director, PT Metrodata e-Bisnis) mengatakan bahwa perusahaannya sudah mengantongi status Green Importation dari pemerintah untuk memuluskan proses distribusi. “(Ini) karena reputasi yang baik. Jadi kalau sudah janji 1 bulan, ya akurasinya 90%,” ungkap Agus.
Agus sangat yakin perusahaannya akan menjadi No. 1 dalam hal storage. Keyakinannya itu ditunjang oleh banyaknya kebutuhan akan produk storage di luar Jakarta. “Di luar Jakarta, sudah besar kebutuhan untuk komputerisasi,” kata Agus. “Perusahaan di luar Jakarta banyak, dan yang di Jakarta biasanya adalah kantor pusat. Contohnya Pusri. Begitu juga perusahaan mining dan perkebunan, sangat banyak (di luar Jakarta),” ceritanya. “Biasanya server-nya satu, tetapi storage tambah terus,” tambahnya lagi. “Komputer, 60% sudah di luar Jakarta, jadi kalau di Jakarta saja tidak akan maju,” tandasnya.
Eh, mau tahu strategi MEB untuk memperluas jangkauan channel partner NetApp di kalangan perusahaan yang ingin mewujudkan efisiensi di lingkungan cloud dan virtualisasi? “Strateginya, penyebaran dan menyediakan tenaga ahli yang bisa mendukung penjualan NetApp di kemudian hari,” kata Agus.
Agus berharap kemitraan dengan NetApp yang sekarang akan diperpanjang kontraknya setiap tahun kelak bertahan lama. “Inginnya partnership itu lama karena investasinya tidak sedikit. Investasi termahal adalah di SDM yang direkrut dan dididik supaya punya sertifikasi. Juga ada investasi di demo unit. Dua investasi ini yang paling besar dalam memasarkan NetApp,” kata Agus. Ia menolak menyebutkan nilai investasi tersebut dengan alasan sulit mengukur nilai SDM.
“MEB memiliki semua yang dibutuhkan oleh partner NetApp: pengalaman, keahlian dan bisnis yang kuat Kami percaya bahwa NetApp bersama MEB akan mampu mencatat sejarah era cloud di Indonesia,” kata Steven.
O ya, baru-baru ini NetApp memperkenalkan Unified Architecture dan Systems Portfolio terbaru dengan pilihan platform storage. Portofolio itu terdiri dari NetApp Data Ontap 8; NetApp FAS/V6200 dan FAS/V3200 Series, NetApp Solid State Drives (SSDs), dan SAS-based Disk Shelves DS2246.