JAKARTA, KAMIS – Reputasi perusahaan sekarang juga tergantung pada aplikasi mobile. Kok bisa? Iya, sebab saat ini makin banyak konsumen yang menggunakan smartphone untuk berbelanja dan berinteraksi dengan perusahaan. Maklum pengguna smartphone dan ponsel terus bertambah.
Di tanah air saja, kebanyakan orang memiliki minimal dua ponsel, satu feature phone dan satu smartphone. Biasanya smartphone-nya selalu terkoneksi ke Internet. Dan dari situlah konsumen ingin bisa melakukan segala-sesuatu, mulai dari browsing, e-mail, cari informasi, sampai belanja barang, tiket pesawat, pesan hotel, dan bahkan transfer uang.
Hasil riset yang dilakukan HP pun menunjukkan, lebih dari 73% CMO (Chief Marketing Officer) di kawasan Asia Pasifik dan Jepang sudah menggunakan aplikasi mobile untuk menarik pelanggannya. Sayangnya, sebagian besar aplikasi seperti itu tidak mudah dipakai oleh konsumen. Nyaris 84% CMO mengatakan, demi menjaga loyalitas dan juga mempertahankan pelanggan, customer-facing application harus dibuat lebih mudah dipakai.
Persoalannya, ada banyak jenis perangkat (baca: platform) yang beredar di konsumen. Merek dan model smartphone, tablet dan laptop beragam. Sistem operasinya pun tak sama. “Bahasa setiap perangkat berbeda. Bagaimana semua itu harus saling berkomunikasi?,” kata Rama Adaikalavan (General Manager, Enterprise Services, South East Asia, HP Singapore Pte Ltd) dalam jumpa pers di Jakarta tadi siang (4/7/2013).
Bisa saja perusahaan mengembangkan aplikasi mobile sendiri, tetapi tentu tidak mudah dan murah jika harus membuatnya untuk berbagai platform. Apalagi jika juga harus menyertakan sistem lama yang dipakai, dan bukan cuma yang berbasis cloud. Waktu pun menjadi kendala. Butuh waktu panjang jika ingin mengembangkan semuanya sendiri.
Jika tak ingin repot dan lama, tegas Adaikalavan, HP punya solusinya yakni User Experience Design. “HP punya produk yang memungkinkan perusahaan berinteraksi dengan kustomer. Intuitif, adaptif, dan simpel. Bisa disajikan di layar smartphone, tablet dan PC,” jelas Adaikalavan. Perusahaan cukup mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, dan tim HP User Experience akan merancangkan prototipe aplikasi secara cepat.
Maka diperkenalkanlah HP Application Integration to Cloud Services, juga platform software HP Anywhere 10.01 yang simpel (tersedia di Apple Store dan Google Play Store). Berbeda dengan versi sebelumnya, Anywhere versi baru ini menyertakan fungsi mobilitas, sehingga ada aplikasi mobile dan juga manajemen kinerja. Pengembang dan perusahaan bisa merancang, membangun dan mendistribusikan aplikasi mobile enterprise yang intuitif, terintegrasi dengan sistem back-end secara aman, dan mendukung BYOD (bring your own device).
“Bisa digunakan oleh perusahaan besar sampai kecil. Cuma memang di kota-kota kecil akan perlu waktu lebih panjang untuk mengenalkan Anywhere. Tapi di Indonesia hampir semua orang kan punya smartphone. Jadi asalkan ada power dan akses Internet, tak masalah. Juga bisa dipakai oleh pihak perbankan,” terang Adaikalavan.
Khusus di Indonesia, untuk tawaran barunya ini HP menyasar sektor industri. “Finansial, telekomunikasi, maskapai penerbangan, oil & gas, pemerintahan. Tapi bisa untuk semua industri, termasuk hiburan dan perawatan kesehatan,” ungkap Adaikalavan.
O ya untuk developer, tersedia komunitas HP Anywhere DevZone. Di zona tersebut ditawarkan akses ke SDK (software developer kits) HP, sejumlah demo dan cara membuat aplikasi untuk mempercepat pembuatan aplikasi mobile enterprise, termasuk dalam bentuk video.
HP juga mengumumkan dua solusi baru untuk melihat kinerja aplikasi yang berjalan di perangkat mobile, yakni HP Real User Monitoring (RUM) 9.22 dan HP Performance Anywhere.