JAKARTA, SELASA – Kamu pakai open source software semisal Linux? Jika ya, selamat! Kamu termasuk orang yang ‘bebas’. Akhir bulan lalu, gerakan free open source software (FOSS) dan Linux baru saja memperingati hari jadinya yang ke 30.
Kapan sih tepatnya FOSS dan Linux lahir? Tepatnya was 27 September 1983 ketika Richard M Stallman yang waktu menjadi programmer di MIT memproklamirkan gerakan tersebut, dengan permintaan ke semua orang untuk membantu membangun dan memeliharanya.
Tiga puluh tahun kemudian GNU berkembang menjadi sesuatu yang sulit dikenali. Baru ketika Linus Torvalds menciptakan kernel Linux pada tahun 1991, tersedialah kernel yang tadinya absen di GNU software toolchain dan utiliy.
Saat ini apa yang kita kenal sebagai Linux sebenarnya adalah GNU dengan Linux kernel, paduan dari ribuan revisi oleh ribuan kontributor. Namun yang paling penting, Stallman mengenalkan konsep free software, kadang-kadang disebut sebagai open source software – istilah yang sampai hari ini ia ogah menggunakannya.
“Saya menganggap aturan emasnya mengharuskan bahwa jika saya menyukai sebuah program saya harus berbagi dengan orang lain yang menyukainya. Saya tidak bisa tanpa nurani menandatangani perjanjian nondisclosure atau perjanjian lisensi software,” tulis Stallman. “Jadi agar saya bisa tetap menggunakan komputer tanpa melanggar prinsip saya, saya memutuskan untuk memasukkan banyak software gratis sehingga saya bisa tetap bekerja tanpa menggunakan software yang tidak gratis.”
Tentu saja sistem operasi tetap bersifat proprietary, tetapi dengan server-server Linux menjadi mesin penggerak banyak sistem internet, termasuk Google dan jejaring sosial, sistem operasi Android berbasis Linux menjejali pasar perangkat portabel dan software gratis mendominasi Google Play Store, jiwa software gratis yang dimulai 30 tahun lalu dengan GNU itu masih hidup dan berkembang sampai sekarang.