JAKARTA, PCplus – Tahun lalu, 2012, perusahaan storage terbesar di dunia EMC mengakuisisi XtremeIO dengan nilai US$ 425 juta. Hari ini (26/11/2013), XtremeIO yang merupakan produk all-flash array itu diperkenalkan EMC di Jakarta. Sekadar info, produk all-flash array juga ditawarkan oleh Dell, Fusion i-o, HP, IBM, Kaminario, Nimbus and Tintri. NetApp,, Oracle, Pure Storage, SolidFire, dan Violin Memory.
“EMC tidak baru di bidang storage flash, 70% dari produk yang dikirimkan sudah mengandung sejumlah flash storage, sebagai cache atau storage. Tapi XtremeIO dibangun dari nol untuk memanfaatkan flash sebagai teknologi. Sudah dijual sejak April 2013. Lebih dari 1,5 petabyte dipesan, 10 petabyte kapasitas efektif,” kata Cristoph Theisinger (Vice President, Systems Engineering, Asia Pacific & Japan, EMC) dalam media briefing tadi siang di Jakarta (26/11/2013).
Apa sih sebenarnya XtremeIO? Ini adalah sistem storage clustered all-flash, scale-out untuk menyimpan data primer dari beberapa sumber yang mencakup dedicated server, database, dan lingkungan tervirtualisasi. Kehebatan XtremeIO, kata Theisinger, ia mampu menangani metadata secara jauh lebih efisien. Pasalnya, XtremeIO menggunakan inline deduplication, jadi tidak ada blok duplikasi yang tersimpan. Metadata-nya tinggal di DRAM, dan data di-tiered secara cerdas, Tidak perlu backend rebalancing karena hanya ada NAND flash di controller.
“Arsitekturnya unik, bisa menempatkan data berdasarkan konten, dual-stage metadata engine sehingga tidak ada garbage collection, tidak perlu konfigurasi, tidak perlu hot spares, XtremeIO data protection (XDP), dan shared-in memory metadata,” tutur Theisinger.
XtremeIO dijual dalam unit yang disebut X-Bricks dengan kapasitas per 10TB.
“Bisa sampai 250TB logical capacity. Konfigurasi maksimal saat ini adalah empat X-Bricks. Nanti Januari mendatang aka ada delapan per cluster,” kata Theisinger. XBrick terdiri dari dua controller, masing-masing dilengkapi dengan memori 256GB dan 25SSD.
Mengenai kompatibilitas, tak perlu kuatir karena XtremeIO sudah terintegrasi dengan ekosistem EMC. Ia juga sudah dioptimalkan untuk penggunaan VDI (virtual desktop interface) melalui VCE Vblock Specialized System for Extreme Application berbasis XtremeIO all-flash array. Ini akan membuat biaya per virtual desktop lebih murah. XtremeIO juga terintegrasi dengan VMware vSphere (ingat, VMware adalah anggota dari keluarga EMC), dan didukung oleh EMC IP lainnya, seperti EMC VPLEX, EMC PowerPath dan EMC Secure Remote Support (ESRS).
Omong-omong berapa besar sih pasar all-flash array? “Untuk dunia nilainya US$ 1,2 miliar sampai tahun 2015,” kata Adi Rusli (Country Manager, EMC Indonesia). “Potensi di Indonesia,sekitar US$ 80 – 90 juta untuk semua storage,” tambahnya mengutip data IDC berdasarkan laju pertumbuhan yang ada. “Untuk flash belum bisa dikuantifikasi,” tambahnya lagi.
Jadi siapa yang disasar EMC dengan produk all-flash array-nya ini? “Multiple industry, antara lain OLTP, dataware house, analytics,” ucap Adi. Ia mencontohkan perbankan yang perlu waktu pemrosesan cepat dan makin cepat ketika jumlah nasabahnya bertambah. “Untuk end-of-day tadinya butuh 8 – 10 jam, tapi akan menjadi lebih lama ketika jumlah nasabah bertambah banyak. Kalau pakai teknologi flash, bisa turun waktunya. Ini juga perlu di perusahaan yang tutup buku setiap bulannya, seperti di bursa. Tadinya perlu 5 – 7 hari, bisa jauh lebih cepat karena meng-address high intensive database,” jelas Adi. Menurutnya, industri telekomunikasi juga butuh produk all-flash array ini.
“Fokus kami bukan di rekor kecepatan, tapi hasil. Kalau dilihat dari harga saja, ya sangat mahal,” imbuh Theisinger.