
Jakarta, Selasa – Meneruskan kesuksesan kamera digital X-E1, Fujifilm menghadirkan X-E2 dengan berbagai peningkatan. Peningkatan yang dilakukan oleh Fujifilm ini mencakup sejumlah perbaikan untuk menjawab berbagai masukan dari para pelanggannya terhadap X-E1. “Improvement-nya itu memang tujuan kita adalah untuk menyenangkan hati konsumen dan memenuhi kebutuhannya” ujar Ade Yogaswara (Product Specialist, PT. Fujifilm Indonesia) di sela-sela penjelasan berbagai fitur baru pada Fujifilm X-E2.
Fujifilm X-E2 menggunakan sensor dan prosesor baru, X-Trans CMOS II dan EXR Processor II, menggantikan X-Trans CMOS dan EXR Processor Pro yang dipakai oleh Fujifilm X-E1. Meskipun tetap 16,3 juta piksel, kombinasi keduanya beserta teknologi Lens Modulation Optimizer ─ teknologi yang bisa mengurangi efek dari ketidaksempurnaan lensa ─ yang dihadirkan disebut Fujifilm mampu memberikan kualitas gambar yang lebih baik lagi dan auto focus yang lebih cepat. Bahkan, Fujifilm mengklaim X-E2 punya auto focus tercepat di dunia untuk kamera digital dengan sensor besar. Auto focus yang cepat ini dicapai berkat sistem phase detection khusus yang terdapat pada sensor.
Bicara auto focus, Fujifilm X-E2 juga punya kemampuan baru dalam hal mengikuti objek bergerak. Fujifilm X-E2 bisa mengambil foto yang tajam dari objek yang bergerak berhubung fokusnya tepat, termasuk saat melakukan pengambilan foto secara continue. Selain itu, Fujifilm X-E2 telah dilengkapi pula dengan focus peaking highlight. Kemampuan baru ini adalah salah satu jawaban Fujifilm terhadap masukan pengguna X-E1.
Selain auto fokus untuk objek bergerak, Fujifilm X-E2 turut menawarkan perbaikan pada layar dan EVF (Electronic ViewFinder). Layar baru ini memiliki resolusi yang lebih tinggi (1020 ribu piksel vs 460 ribu piksel) dan ukuran serta aspect ratio yang sedikit berbeda (3″ 3:2 vs 2,8″ 4:3). Ia pun menggunakan tempered glass yang lebih tahan gores. Untuk EVF, varian yang lebih baru pada Fujifilm X-E2 mampu menampilkan gambar yang lebih mulus pada kondisi remang (50fps vs 20fps).
Fujifilm X-E2 juga menawarkan tambahan filter (efek), kemampuan mendeteksi wajah, digital split untuk manual fokus, dan berbagai peningkatan lain. Total Fujifilm menyebutkan ada lebih dari 60 hal yang telah ditingkatkan. Hadirnya Wi-Fi dengan aplikasi khusus untuk smartphone/tablet pun membuat transfer file dari Fujifilm X-E2 menjadi lebih mudah. Sayangnya, jika kamu ingin melihat tampilan EVF kamera di layar smartphone/tablet untuk mengambil gambar, belum dimungkinkan.
Bersamaan dengan X-E2, Fujifilm turut mengumumkan secara resmi kehadiran XQ1. Berbeda dengan Fujifilm X-E2 yang merupakan compact system camera atau mirrorless dengan lensa yang bisa ditukar-tukar, XQ1 adalah kamera kompak yang berukuran lebih kecil. Kamera kompak premium Fujifilm ini juga menggunakan X-Trans CMOS II dan EXR Processor II beserta teknologi Lens Modulation Optimizer, namun sensornya punya ukuran yang lebih kecil (2/3 inci vs APS-C) dan resolusi yang lebih rendah (12 juta piksel vs 16,3 juta piksel) dibandingkan Fujifilm X-E2. Untuk lensanya, Fujifilm memasangkan lensa 6,4-25,6 mm f/1,8-4,9.
Selain mudah dibawa karena ukurannya yang kecil (100 x 58,5 x 33,3 mm), penggunaannya pun mudah lewat Control Ring. Kamu cukup memutar Control Ring yang terdapat pada bagian lensa untuk mengatur mode, kecepatan, aperture, dan berbagai hal lain.
Fujifilm XQ1 ditawarkan dengan harga 4,4 juta rupiah, sementara Fujifilm X-E2 akan ditawarkan dengan harga sekitar 16 juta rupiah mulai awal Desember.