JAKARTA, PCplus – Perusahaan sekuriti upstart bernama Zimperium telah meluncurkan sebuah software mobile yang belajar dari smartphone untuk menangkal serangan jahat cyber.
Mengklaim diri sebagai software sekuriti pertama yang dimotori kecerdasan buatan (AI – artificial intelligence), app itu disebut zIPS, dengan IPS sebagai singkatan dari “intrusion prevention system.” Tujuan dari AI adalah bisa mendeteksi malware sebelum kerusakan terjadi atau menyebar ke perangkat lain.
Software zIPS ini bisa bekerja dalam kondisi online atau offline, dan menawarkan perlindungan terhadap app jahat. Ini termasuk app yang dapat memodifikasi dirinya sendiri dan serangan jaringan seperti serangan “man in the middle”, yakni seorang peretas (hacker) menyadap data yang dikirimkan dari satu pengguna ke pengguna lain.
“Dengan zIPS, perusahaan sekarang punya kesempatan untuk menggunakan BYOD [bring your own device] sebagai kelebihan terhadap sekuritinya. zIPS adalah solusi sekuriti pertama yang dapat memerangi serangan cyber modern di mobile,” kata pendiri dan CEO Zimperium Zuk Avraham. “Sudah ada bukti serangan-serangan yang terjadi untuk menyusup perusahaan, yang hanya bisa dicegah zIPS.”
Sebelum menggarap app Android, Avraham bekerja sebagai peneliti sekuriti untuk Badan Pertahanan Israel dan perusahaan elektronik Samsung. Ia lalu mendirikan Zimperium, karena menurutnya belum ada program yang dapat mendeteksi, memberitahu dan melindungi terhadap serangan cyber yang disebarkan melalui perangkat mobile.
App Android zIPS ini dihadirkan di Google Play store untuk semua perangkat Android di saat malware terhadap Android sedang banyak-banyaknya. Tahun lalu, Trend Micro memperingatkan bahwa OS mobile Google Android menjadi incaran para penjahat cyber yang menciptakan apps jahat akibat basis penggunanya yang meningkat pesat di seluruh dunia.