Apa Kesamaan antara Rolex dan NetApp?
JAKARTA, PCplus – Rolex adalah arloji yang merupakan simbol kualitas. Modelnya bisa saja sudah berumur, tetapi tetap bekerja dengan baik. Tak lekang dimakan jaman. Tak heran jika model klasiknya (yang hanya diperbarui 35 tahun sekali) tetap mahal dan diburu. Sementara NetApp adalah produk TI yang berawal sebagai storage dan kini juga mencakup solusi manajemen data.
Rekomendasi Produk PCplus
-
GEEKOM Mini PC MiniIT11 Intel Core i7-11390H 16GB DDR4 512GB SSD Win11
Rp6,290,000.00 Beli Sekarang -
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang -
Telkomsel Orbit Pro Modem WiFi 4G High Speed
Rp1,129,000.00 Beli Sekarang
Namun ada kesamaan antara Rolex dan NetApp. Begitu kata Country Manager Netapp Indonesia Steven Law dalam Business Update di Jakarta tadi siang (10/9/2014). “Model lama (NetApp) pun tetap jalan,” kata Steven. Maksudnya, versi terbaru NetApp tetap bisa menjalankan versi-versi yang lebih lama. “NetApp itu backward compatible 10 tahun. Satu-satunya (yang menawarkan seperti itu,” jelas Steven.
Fitur backward compatible inilah yang juga membuat kinerja NetApp tetap mengilap tahun demi tahun kendati pasar storage dunia mengalami penurunan. Pada semester pertama tahun fiskal 2015 (Mei – Juli 2014), NetApp mencatatkan pertumbuhan pendapatan 1% dibandingkan tahun fiskal 2014. Pemasukan bersihnya mencapai US$ 1,49 miliar, atau naik 13% tahun per tahunnya.
“Orang memilih NetApp karena melihat historical platform yang kompatibel. Dua tahun lalu nasibnya masih ada tidak? Ada migrasi tidak? Backward compatible tidak?,” ucap Steven.
Di Indonesia pun, kinerja NetApp tak terpengaruh oleh kondisi pasar yang turun. “Biasanya kuartal pertama jelek, tapi ini bagus sekali. Kuartal terakhir jumlah akun lebih banyak dibandingkan yang sudah ada,” kata Steven. Ia mengungkapkan, kendati jumlah kustomernya tidak bertambah, tahun ini NetApp mendapatkan 23 permintaan baru.
Makin diminatinya NetApp, cerita Steven, antara lain karena rekam jejak produk yang mampu kompatibel ke belakang. “Di Indonesia yang penting track record. Indonesia sensitif dengan itu,” kata Steven.