Tiga Kendala Nonton Video dari Perangkat Mobile

JAKARTA, PCplus – Nonton video dari gadget (smartphone dan tablet) mulai banyak dilakukan pengguna di tanah air. Menurut laporan Ericsson ConsumerLab TV and Media 2014, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 6 – 7,5 jam untuk nonton video dari smartphone dan tablet dalam seminggu.
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang -
Telkomsel Orbit Pro Modem WiFi 4G High Speed
Rp1,129,000.00 Beli Sekarang -
AXIOO PONGO 960 I9-13900H SSD 512GB RTX 4060
Rp24,999,000.00 Beli Sekarang
Konten video yang paling banyak ditonton setiap harinya, ungkap Afrizal Abdul Rahim (Head of Consumer Lab, Regional South East Asia and Oceania) dalam media briefing di Jakarta (23/10/2014), adalah YouTube (45%) yang aksesnya gratis. Namun banyak juga yang menonton siaran TV berjadwal (43%). Juga siaran langsung seperti sepak bola (37%).
Kendati begitu, kegiatan nonton TV/video ini belum terlalu populer. Masih ada kendala melakukannya di perangkat mobile, melalui smartphone dan tablet. “Ada tiga kendala,” kata Afrizal. Kendala pertama adalah mahalnya biaya data. Kendala kedua adalah biaya langganan, sewa atau beli yang terlalu mahal , dan yang ketiga adalah koneksi Internet yang lambat.
Orang Indonesia, kata Afrizal mengutipkan laporan Ericsson yang melakukan survei di 23 negara, ingin mendapatkan banyak hal kalau harus membeli konten video. “Videonya harus berkualitas HD (high definition). Atau bahkan 4K UHDTV (ultra high definition TV). Live TV eksklusif, film box office terbaru yang bisa ditonton secara pribadi. Tidak ada iklan, dan lain-lain.”
Namun menurut survei Ericsson, hanya 44% responden Indonesia yang mau membayar untuk mendapatkan tayangan berkualitas HD. Sementara yang mau membayar untuk kualitas 4K UHD TV lebih sedikit, yakni 34%.
Untuk konten berbayar, tutur Afrizal, 58% responden Indonesia menginginkan Live TV anywhere, seperti pertandingan sepak bola. Laporan Ericsson juga mengungkap, sejumlah 55% orang Indonesia berkeinginan menonton video kapan saja sesuka hatinya dan yang bisa dipersonalisasikan, antara lain menghapus iklan.