JAKARTA, PCplus – Data terus saja bertumbuh berlipat-lipat. Data , kata Leong Kam Hong (ASEAN Storage Product Director, Systems Line of Business, Oracle) dalam media update di Jakarta pekan lalu, diprediksi tumbuh 50x atau mencapai 40 zettabyte pada tahun 2020. Sementara pertumbuhan anggaran perusahaan diperkirakan tidak akan sepesat pertumbuhan data, dan cenderung mengerut.
Artinya, kata Kam Hong, harus ada cara yang lebih baik untuk mengelola data yang terus bertumbuh tadi. “Kebanyakan orang menjalankan bisnisnya dari database yang ada. Tapi admin database terbatas. Karena itu strategi Oracle adalah application engineered storage. Storage yang bisa berkomunikasi dengan seluruh layer, mulai dari aplikasi. Storage lain hanya untuk menyimpan data, tetapi Oracle bisa membuatnya terintegrasi,” papar Kam Hong.
Tawaran Oracle adalah FS1, storage berbasis flash yang di-co-engineered untuk Oracle pada Oracle Advantage dan bekerja di layer software. Pengguna, kata Kam Hong, bisa mendapatkan Quality of service Plus karena ada prioritas IO berbasis nilai bisnis. “Yang aksesnya sering akan diberi akses tercepat. Juga bisa membuatkan virtual machine dengan skala prioritas masing-masing.”
Kelebihan lain dari FS1, terang Kam Hong, adalah application profile, yakni provisioning satu klik untuk praktek-praktek bisnis yang sudah terbukti (proven best practices). “Pun bisa terapkan kompresi sehingga yang disimpan bukan satu petabyte tetapi 100 terabyte. Kompetitor tidak bisa seperti ini,” tuturnya bangga.
Oracle FS1, tambah Kam Hong, lebih murah dibandingkan tawaran saingan. “Kalau yang lain, untuk semua fitur yang diberikan Oracle harus beli secara terpisah. Sekitar US$ 225 ribu. Oracle gratis,” ujarnya.
Lalu siapa sasaran Oracle dengan FS1-nya? “Khususnya pengguna database Oracle yang ada. Storage ini kami produksi sendiri di AS. Dulunya OEM. Kapasitas maksimalnya 2 petabyte dan minimal 7,2 TB,” kata Kam Hong.