Dua Tantangan Berat Google di Indonesia
JAKARTA, PCplus – Teknologi seharusnya bisa membantu orang atau perusahaan agar bekerja lebih mudah, efektif, efisien. Ia seharusnya bisa menggerakkan bisnis.
Rekomendasi Produk PCplus
-
Sale!
ASUS ROG FLOW X13 GV301RA – R7RADA6T-O – R7-6800HS – SSD 512GB – 120HZ
Rp18,699,000.00 Buy product -
Sale!
Lenovo ideapad Slim 3i-14ITL6 – HYID i3-1115G4 SSD 256GB Arctic Grey
Rp5,899,000.00 Beli Sekarang -
Telkomsel Orbit Pro Modem WiFi 4G High Speed
Rp1,129,000.00 Beli Sekarang -
AXIOO PONGO 960 I9-13900H SSD 512GB RTX 4060
Rp24,999,000.00 Beli Sekarang
Ddi tanah air kendati berguna, teknologi belum sepenuhnya dimanfaatkan. Masih ada sebagian yang enggan menggunakannya. Padahal teknologi, tutur Rudy Ramawy (Indonesia Country Head, Google) saat berbicara di ajang MarkPlus Conference 2015 di Jakarta tadi siang (11/12/2014), bermanfaat paling tidak dalam dua hal.
Pertama adalah efisiensi. “Bisa kurangi cost, baik operasional atau fixed.” Selain itu juga bisa menjadi opsi sales revenue. “Untuk menjangkau kustomer baru,” kata Rudy Ramawy merujuk ke layanan terbaru Google untuk UKM, yakni Bisnisku.
Tantangannya ada dua, kata Rudy. “Pertama, knowledge, edukasi. Teknologi sudah canggih, tapi di Indonesia banyak perusahaan dan end user yang belum siap dengan teknologi.“
Tantangan kedua, tambah pria asal Jambi tersebut, adalah resource atau sumberdaya manusia. “Susah mencari talent yang adopsi teknologi.”
Mungkinkah orang Indonesia takut penggunaan teknologi akan mengurangi jumlah tenaga kerja? Anggapan ini, menurut Kusumo Martanto (CEO, Blibli.com), tidak benar. “Teknologi tidak akan mengurangi orang. Justru membuat perlu orang. Perlu orang untuk membuatnya (program). Justru teknolog bisa membuat (prosesnya) lebih cepat,” ucap Kusumo.