JAKARTA, PCplus – Katanya tidak ada yang kekal di dunia ini. Semua pasti berubah. Namun Qlik yang berkecimpung dalam bidang data recovery tidak sepakat dengan perkataan di atas. Setidaknya ada lima hal yang tidak berubah tahun ini kata Vice President Asia Qlik Terry Smagh.
Apa saja itu?
1. Sebagian besar perusahaan akan berbicara tentang Big Data tapi tidak melakukannya.
Penyebabnya, departemen TI belum memiliki keterampilan atau waktu untuk menerapkan infrastruktur baru. Mereka masih bergulat untuk memelihara beban kerja yang ada.
Sementara itu pemahaman sebagian besar pemimpin bisnis terhadap manfaat Big Data relatif dangkal. Yang dipikirkan nyaris selalu “meningkatkan media sosial” sebagai tujuan utama. Benar, organisasi dapat mencapai banyak manfaat dengan alat analisis sentimen yang ada, atau penghubung media sosial. Mengintegrasikan media sosial ke dalam analisis yang ada sangat bermanfaat dan relatif sederhana.
Namun, belum waktunya organisasi memensiunkan database relasional mereka.
2. Visualisasi akan semakin berpengaruh, lebih daripada yang diperkirakan.
Jika Big Data adalah buzzword di tahun 2014, visualisasi berada pada posisi tidak jauh di belakangnya. Masalahnya, visualisasi seperti yang digunakan hari ini bisa terlalu meyakinkan. Banyak visualisasi mengurangi informasi yang ditampilkan dengan “mengklarifikasi” kepada orang lain sesuatu yang telah kita ketahui. Di sisi lain, terjadi pengurangan percakapan dan argumen, sehingga mengurangi kemampuan kita untuk mengetahui kebenaran dari sebuah situasi.
Solusinya, hindari alat yang hanya memberikan grafik untuk presentasi atau berbagi. Kita harus menggunakan alat yang benar-benar interaktif dan eksploratif. Tidak hanya menjadi “pengguna akhir”; setiap orang dalam organisasi dapat memiliki wawasan yang penting.
3. Kita masih akan mencari ponsel atau tablet yang sempurna.
Pada akhir tahun 2015, pengembang dan administrator yang mengira mereka telah memecahkan masalah mereka dengan standarisasi pada satu platform kemungkinan besar akan menghadapi masalah yang sama lagi. Mereka tetap harus memberikan pengguna pengalaman responsif. Dengan platform yang benar-benar responsif, kita dapat membangun sekali dan menyebarkan di mana saja.
4. Kita akan melakukan banyak kerja lokal, bahkan jika data kita ada di cloud.
Ada beberapa infrastruktur cloud yang penting dan ada ribuan aplikasi cloud. Kemungkinan kita sudah membuat data pada satu atau lebih aplikasi operasional utama. Mungkin kita bahkan menyimpan data di cloud .Tapi kita masih memiliki banyak data lokal dan kita perlu mengintegrasikan data lokal dengan data dari beberapa aplikasi cloud. Pada 2015 kita akan mengunduh data kembali ke media penyimpan lokal untuk melakukan operasi sangat tradisional: membersihkan , membentuk, mengubah, dan mengintegrasikan data. Back office masih akan benar-benar berada di belakang kantor sampai beberapa waktu ke depan.
5. Manajer tetap tidak akan memahami wawasan dasar operasi sehari-hari mereka.
Sangat mudah untuk terbawa antusiasme terhadap teknologi terbaru. Big Data, Internet of Things, analisis prediktif, semua menjanjikan banyak. Namun lihatlah bisnis di sekitar kamu, atau bisnis pelangganmu, sistem pemasok dan mitra. Kemungkinan ada manajer di mana-mana yang masih berharap memiliki informasi yang lebih baik, lebih lengkap, lebih akurat, lebih tepat waktu tentang elemen dasar pekerjaan sehari-hari mereka. Ada godaan untuk mencari tujuan yang dramatis untuk mengubah bisnis (dan reputasi) kita. Namun fakta menunjukkan, analisis data atau pendukung keputusan hanya sedikit memperbaiki bisnis yang berasal dari peningkatan setiap transaksi dan setiap keputusan.
***
Smagh mengingatkan agar perusahaan meningkatkan efisiensi produksi satu langkah lagi, dan menargetkan upaya pemasaran dengan lebih baik. Dan yang terpenting, berikan manajer instrumen untuk mengidentifikasi, merencanakan dan melacak perubahan-perubahan kecil, yang terjadi setiap hari. Ini agar akhir tahun 2015 nanti kamu bisa melihat ke belakang dengan cukup puas.