
JAKARTA, PCplus – Jumlah pengguna smartphone di Asia Pasifik terus tumbuh pesat. Bagi operator, ini berarti mereka harus mengembangkan kapasitas jaringannya.
Kendala besar bagi para operator terletak pada instalasi antena. Sebagian besar lokasi dan menara sudah hampir penuh, sehingga mempersulit penambahan antena di lokasi-lokasi yang sudah ada. Kalau relokasi tempat dan memasang ulang instalasi antena, biaya konstruksinya tinggi.
Sementara kalau pakai cara tradisional, yakni antena yang didaur ulang dengan kombinator, ada hambatan. Antena ini tidak dapat disesuaikan dengan tingkat kemiringan elektrik dan mengakibatkan penurunan kinerja jaringan sehingga berdampak pada pengalaman pengguna.
Nah, Huawei punya solusinya, yakni antena hexa-band pada 700/850- 900MHz. Ia bisa dipasang pada menara yang sudah ada dengan menambah spektrum dan mengurangi beban pada menara.
Mengadopsi teknologi “Dipole Reuse” yang unik dari Huawei yang mendukung kapasitas pita tanpa memerlukan modifikasi ukuran, antena ini dapat mengurangi lebarnya pita sampai 40% dibandingkan dengan antena tradisional hexa-band. Antena Huawei ini juga mampu mengurangi beban angin serta mengurangi Biaya Total Kepemilikan atau Total Cost Ownership (TCO) secara siginifikan.
Menurut Huawei, antena hexa-band-nya mendukung enam pita pada 700/850-900 MHz secara bersamaan dan memenuhi ketentuan penyebaran jaringan multi-band. Antena ini juga menunjang kinerja Multiple-Input- Multiple-Output (MIMO) yang fleksibel sehingga mampu menyediakan kapasitas jaringan yang lebih besar dan memenuhi kebutuhan beragam aplikasi.
Antena pun mampu menyesuaikan tingkat kemiringan elektrik hingga ke wilayah terpencil, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan beragam jaringan (multi-network) secara mandiri, dan pada saat bersamaan juga menjangkau cakupan yang akurat dan berkinerja lebih baik.
Untuk mengantisipasi penambahan perangkat pita LTE di masa depan, Huawei juga telah menyiapkan cadangan multi-band dan ultra-band.