JAKARTA, PCplus – Untuk urusan produk IT, banyak dari kita yang tahu rmerek-merek asal Taiwan. Acer, Asus, Gigabyte misalnya. Namun untuk merek Hongkong? Ada yang tahu Alco International Ltd.? Kebanyakan merek Hongkong yang kita kenal mungkin adalah produk fesyen dan perhiasan, seperti Charles Hubert, Giordano, G2000, dan Chow Tai Fook.
Sadar bahwa produk-produk elektronik, teknologi informasi dan telekomunikasinya kurang dikenal masyarakat Indonesia, pemerintah Hongkong berniat memperkenalkan produk-produknya tersebut melalui beberapa gelaran.
“Akan ada 30 – 40 perusahaan produk elektronik yang memamarkan produk-produk mutakhirnya. Untuk telekomunikasi dan teknologi. Tidak banyak, karena kami memilihkan yang terbaik,” kata Leung Kwan Ho (Director, Indonesia, Hong Kong Trade Development Council) dalam acara media briefing dan buka puasa bersama di Jakarta (7/7/2015).
“Mereka adalah perusahaan-perusahaan terkenal (di Hongkong), tapi belum dikenal luas di Indonesia. Jadi kami ingin memperkenalkannya di sini,” tambah Leung. Namun Leung belum bisa mengungkap nama-nama perusahaan yang akan dikenalkannya pada September mendatang itu.
Total 100-an perusahaan Hongkong, mulai dari fesyen, gaya hidup sampai makanan dan elektronik, akan bergabung dalam kegiatan HKTDC pada bulan September. Pada 14 – 20 September, HKTDC akan menggelar galeri di Gand Indonesia, Jakarta yang menghadirkan fesyen, kuliner, atraksi gaya hidup dan turisme Hongkong, juga koleksi batik yang didesain oleh enam desainer Hongkong (Lulu Cheung, Walter Kong dan Jessica Lau, Walter Ma, Aries Sin, Harrison Wong dan Cecilia Yau).
Pada 17 – 19 September akan digelar pameran In Style Hong Kong di Jakarta Convention Center dengan empat tema: fesyen, perhiasan dan jam tangan, elektronik, dan suvenir dan peralatan rumah tangga. Simposium dengan empat tema dan konsultasi gratis dari akuntan, desainer fesyen, ahli finansial, pengacara Hongkong juga diselenggarakan di lokasi sama pada 17 September.
Digawangi oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), pemerintah Hongkong terlihat sangat serius membidik pasar Indonesia. “Indonesia adalah pasar terbesar dan menjadi sasaran semua negara ASEAN karena akhir tahun ini akan berlaku MEA (masyarakat ekonomi ASEAN). Indonesia tidak lagi bisa menggantungkan diri pada pasar lokalnya. Produk-produk Indonesia harus meningkatkan kualitas, desain dan pemasarannya. Kami menawarkan kerjasama untuk mencapai sasaran tersebut. Perusahaan Indonesia bisa ekspor ke Tiongkok, Afrika dan lain-lain. Hongkong bisa membantu dari sisi desain produk, peningkatan kualitas dan pemasaran,” papar Leung tentang misi HKTDC.
Hongkong, jelas Leung, bisa membantu dari sisi sertifikasi dan pengujian agar produk-produk Indonesia bisa menembus pasar. “Juga bisa membantu dengan pemasaran online karena pasar Tiongkok berbeda dengan internasional, termasuk untuk urusan arbitrase internasional untuk menangani perselisihan,” katanya.