Gara-gara Mengumbar Data, Teman dan Pekerjaan bisa Hilang
JAKARTA, PCplus – Suka berbagi informasi apa saja, seperti foto pribadi maupun teman, rincian kontak, nomor telepon, data tentang pekerjaan, di Facebook, Instagram, Twitter atau medsos lain? Jika ya, kamu perlu berpikir ulang. Jangan-jangan kamu secara tak sadar membagikan informasi yang tak seharusnya.
Menurut survei Kaspersky Lab dan B2B International terhadap 12 ribu lebih orang di seluruh dunia, memang banyak orang yang sembarangan berbagi informasi pribadi melalui Internet di situasi yang berisiko. Sejumlah 28% responden berbagi data rahasia secara tidak sengaja dan 16% rela mengungkapkan rahasia tentang diri sendiri meskipun bisa membahayakan pekerjaan atau bahkan hubungan mereka.
Hmm, data seperti apa sih yang biasa dibagikan? Data-data yang dibagikan berupa: foto diri (45%), rincian kontak mereka (42%), foto orang lain (32%), data pribadi yang sensitif (30%) dan data yang berhubungan dengan pekerjaan (20%) secara online.
Satu dari enam responden bahkan berbagi rahasia tentang diri sendiri (16%), sedangkan 9% mengomunikasikan informasi pribadi tentang orang lain dan 8% berbagi rincian keuangan yang sensitif.
Kendati begitu, setengah dari responden merasa sangat kuatir tentang dampak merusak yang mereka terima apabila informasi tersebut dipublikasikan – baik dari segi kerugian finansial dan tekanan emosional. Sepertiga responden kuatir hal tersebut bisa merusak hubungan mereka atau mempermalukan atau menyinggung perasaan seseorang dan satu dari enam responden (15%) takut hal tersebut bisa membahayakan karir mereka.
Namun 28% responden mengaku sengaja berbagi data rahasia. Dan satu dari sepuluh responden mengalami kerugian sebagai akibat dari tindakan tersebut. Dari mereka yang mengalami kerugian, konsekuensinya adalah kehilangan teman (20%), di-bully (17%), menderita kerugian keuangan (15%), diputuskan atau diceraikan oleh pasangan (13%) dan dipecat dari pekerjaan mereka (13%).
Celakanya, 13% responden masih belum mengambil tindakan pencegahan apa pun untuk mengamankan informasi dan aktivitas online-nya. Bahkan hanya empat dari 10 responden yang menjaga interaksi dengan keluarga dekat dan teman-teman terpisah dari kegiatan lainnya (43%) atau memeriksa semua pesan dan posting sebelum membagikannya (39%).
Seperempat responden mencoba untuk menghindari mengirimkan atau berbagi informasi ketika mereka minum minuman beralkohol, dan 29% responden yang merasa bersalah memilih untuk melakukan langkah-langkah yang bisa dikatakan tidak efektif yaitu dengan terburu-buru menghapus history Internet mereka setelah berbagi sesuatu.
Mengomentari temuan ini, David Emm (Principal Security Researcher dari Kaspersky Lab) mengatakan, “Dengan begitu banyaknya perangkat serta saluran online di ujung jari maka tidak pernah mudah untuk mengirim pesan yang tidak terenkripsi atau tanpa sengaja berbagi informasi dengan orang yang salah.” Ia mengatakan, jika tidak paham betul mengenai dunia maya atau cyber savvy, dan jika juga tidak memiliki perlindungan keamanan dan privasi yang tepat, kemungkinan kamu bisa menghancurkan persahabatan dan bahkan karir.
“Setelah segala sesuatu dipublikasikan secara online maka hal tersebut akan berada disana selamanya – jadi jika masih merasa ragu=ragu, akan lebih baik jika menyimpannya untuk diri sendiri saja,” saran Emm.