Bersama Taiwan dan Thailand, Data Science Indonesia baru-baru ini menggelar kompetisi Asia Open Data Hackathon. Dalam kompetisi ini, para peserta diharapkan membuat aplikasi web dan mobile yang memanfaatkan keterbukaan data sebagai bentuk inisiatif dalam bidang digital humanities.
Setiap negara yang berpartisipasi dalam acara ini menentukan tema permasalahannya sendiri. Indonesia membuat tantangan untuk menciptakan inovasi dalam konteks kesenian dan kebudayaan (art & culture). Sementara Thailand menyajikan solusi atas isu yang berkaitan dengan agriculture, dan Taiwan akan mengatasi masalah di bidang layanan publik (public service).
Wimi Sartika (Project Manager Asia Open Data Hackathon) yang bekerja sama dengan Koalisi Seni Indonesia menyatakan harapannya bahwa melalui kompetisi ini, permasalahan kesenian terkait hak cipta seni dan budaya akan dapat diatasi, selain juga bertujuan meraih kebebasan seniman dalam berekspresi, serta meningkatkan regulasi/kualitas pengarsipan data seni dan budaya di Indonesia secara lebih baik.
Pelaksanaan Asia Open Data Hackathon telah dimulai sejak tanggal 1 Juli – 4 Agustus dimulai dengan registrasi peserta. Sebanyak 33 tim dari seluruh penjuru Indonesia telah mendaftar, dan sebanyak 15 tim telah diseleksi sebagai semifinalis. Pada tanggal 10 Agustus, panitia telah mengumumkan lima tim terbaik yang berhak untuk masuk ke babak final. Babak final Asia Open Data Hackathon sendiri diselenggarakan di Kudo Teknologi Indonesia, yakni di Kudoplex 2, Jakarta Selatan pada tanggal 14 Agustus 2016 lalu.
Di babak final ini, tim peserta dari Indonesia mempresentasikan hasil dari aplikasi/web yang telah dirancang secara live bersamaan dengan tim lainnya dari Thailand dan Taiwan. Kompetisi ini menyediakan hadiah total sebesar 25 juta rupiah bagi para pemenang pertama dan kedua regional Indonesia. Sementara setiap team leader yang meraih kemenangan akan berangkat ke Thailand untuk mengikuti Asia Pacific Open Data Summit pada tanggal 7 September 2016.
Data Science Indonesia (DSI) merupakan komunitas yang didirikan pada bulan Mei 2015. Komunitas ini terdiri dari sekumpulan ilmuwan, seniman, dan pembelajar yang ingin menciptakan ekosistem inovasi berbasis data bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.