Teknologi diciptakan untuk memudahkan siapa saja, termasuk untuk yang sudah berusia lanjut. Dengan kemampuan fisik yang makin terbatas, para manula memang membutuhkan perhatian lebih banyak. Meskipun demikian, banyak pula dari mereka yang ingin berusaha hidup mandiri. Melihat hal tersebut, beberapa produsen menciptakan beberapa perangkat berbasis teknologi untuk membantu memudahkan aktivitas keseharian mereka. Dari sekian banyak perangkat ataupun penemuan yang ditujukan bagi para manula itu, inilah beberapa di antaranya:
Fujitsu Next Generation Cane: Tongkat dengan sistem GPS
Fujitsu memperkenalkan sebuah alat berupa tongkat berjalan canggih bagi para manula. Perangkat dengan nama Next Generation Cane ini merupakan tongkat yang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi, Bluetooth, GPS, alat pendeteksi detak jantung, dan lain sebagainya. Pada pegangan tongkat, terdapat layar yang akan menunjukkan arah jalan yang hendak ditempuh oleh penggunanya dengan sistem GPS. Pegangan tongkat ini juga memiliki sensor yang berguna untuk memberi peringatan kepada pengunanya jika terdapat rintangan di depan mereka, atau jika pengguna menuju arah yang salah ketika berjalan. Sensor ini akan menggetarkan tongkat sebagai pertanda adanya peringatan.
Robear: Robot beruang perawat manula
Perusahaan asal Jepang, Riken Institute menciptakan robot berbentuk beruang untuk membantu tugas para perawat di panti jompo yang sering mengangkat pasien setiap harinya. Aktivitas sehari-hari para perawat panti jompo mengharuskan mereka mengangkat para manula hingga empat puluh kali. Ini membuat para perawat mengalami masalah di sekitar pinggang. Hal ini yang menjadi dasar diciptakannya Robear. Perangkat ini dirancang untuk membantu dan mendukung tugas-tugas berat para perawat. Robear memiliki berat sebesar 140 kg dan didukung oleh perangkat lunak dan alat pengontrol mekanis serta tiga jenis sensor, termasuk Smart Rubber Capacitance. Semua atribut ini memungkinkan robot ini bergerak perlahan-lahan dengan baik dan lancar.
Kiwi PC: PC desktop untuk manula
Keterbatasan pandangan karena penglihatan yang mulai kabur, tubuh yang mulai renta, dan daya ingat menurun sering kali membuat para manula tertinggal dalam mengenal teknologi baru. Tapi Linux mencoba mendobrak stigma tadi. Hal ini ditunjukkan oleh hadirnya PC desktop berbasis Linux yang khusus dirancang bagi mereka. Desain Kiwi PC ini terbilang unik karena layarnya cukup besar, yakni seluas sembilan belas inci dengan keyboard warna-warni. Desktop Kiwi PC memiliki UI custom yang disebut dengan My Menu. Tampilan ini memudahkan pengguna mengakses situs-situs yang paling sering dikunjungi serta menjalankan program dari desktop. Ikon dan teks yang tampil pada monitor juga dibuat lebih besar dari biasanya. Kiwi PC didukung prosesor Intel Atom 1,66GHz CPU dan prosesor grafis Intel GMA 3150, RAM DDR3 2 GB, monitor 19-inci, Ubuntu 10.10, drive DVDRW, satu tahun dukungan teknis, akses ke situs unduhan (download) khusus, dan support upgrade seumur hidup. PC desktop ini dibanderol dengan harga US$499 atau sekitar 4,5 juta rupiah.
Jitterbug One-Touch: Ponsel-nya para manula
Banyak para manula yang tidak mau menggunakan ponsel maupun smartphone dengan berbagai alasan. Mereka beralasan bahwa ponsel terlalu rumit, tombolnya terlalu kecil, atau mengalami kesulitan membaca di layarnya. Padahal, penggunaan ponsel kadang cukup penting, utamanya dalam kondisi darurat. Untuk memudahkan manula menggunakan ponsel, Samsung membuat ponsel unik dengan nama Jitterbug One-Touch. Keunggulan ponsel ini di antaranya bentuk yang sangat ringkas, speaker dengan suara yang sangat keras, tombol besar, layar yang cerah dengan nomor yang mudah dibaca, dan layanan yang mudah dijangkau. Sesuai namanya, ponsel ini bisa digunakan cukup dengan sekali sentuhan saja untuk menghubungi nomor-nomor penting. Ponsel ini hanya memiliki tiga tombol besar yang terdiri dari tombol untuk bantuan darurat, tombol untuk operator yang akan menghubungkannya ke orang yang ingin dijangkau, serta tombol yang akan menghubungkan mereka ke ponsel anggota keluarga lainnya.
Kursi Roda Elektrik: Kursi roda yang dikendalikan dari smartphone
Para mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Kristen Petra, Surabaya memamerkan hasil karya mereka berupa kursi roda listrik yang dikendalikan secara remote dari smartphone. Sebagai rangkaian dari tugas akhir mereka, kursi roda listrik ini dibuat untuk memudahkan para pengguna manula serta untuk membantu meringankan tugas anggota keluarga atau perawat orang tua tersebut. Komponen dari kursi roda tersebut dikendalikan via modul komunikasi radio 2,5 GHz memanfaatkan controller serta driver motorik untuk menggerakkan kursi roda. Pada produk ini telah tertanam pula modul GPS yang berfungsi mendeteksi lokasi jika kursi roda tersesat atau terlepas dari pandangan mata. Ada juga modul GSM yang berfungsi menerima pesan, serta aki bertegangan dua belas volt sebagai sumber energi untuk kursi ini. Namun hingga kini, kursi roda tersebut masih dalam bentuk purwarupa dan masih terus disempurnakan. Para mahasiswa masih terus melakukan pengembangan dan nantinya akan menambahkan instrumen kamera untuk lebih mempermudah pelacakan posisi kursi roda.
Smart Monitoring Manula: Ikat pinggang pemantau kondisi manula
Satu lagi karya anak bangsa dalam bidang teknologi dihadirkan oleh tiga mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Mereka berhasil membuat alat untuk mendeteksi kondisi serta keberadaan manula dari jauh. Alat dengan nama Smart Monitoring Manula ini terdiri atas alat sensor pergerakan tubuh manula yang dirancang dalam bentuk ikat pinggang dilengkapi dengan boks microcontroller, sedangkan perangkat lunaknya dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone (berbasis Android). Sensor pada ikat pinggang akan mendeteksi pergerakan manula dan mengirim informasinya ke smartphone. Perangkat lunak yang disertakan juga memiliki fungsi untuk menangani keadaan darurat seperti fitur telepon UGD dan telepon tetangga yang diisikan dalam data nomor telepon rumah sakit dan tetangga terdekat.