Jakarta, PCplus. University of Technology Sydney dan Jakarta Smart City baru saja menyelenggarakan sebuah seminar dan lokakarya untuk dua ratus akademisi, pemerintahan, pejabat pemerintahan, dan para pengusaha.
Dalam seminar bertema “Role of Smart Citizenship in Smart Cities: Lessons Learned” ini, Dian Ekowati (Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta) mengatakan bahwa melalui Jakarta Smart City, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan konsep kota cerdas dan pintar dengan mengoptimalkan teknologi, informasi dan komunikasi.
Tujuannya menurut Dian adalah untuk mengetahui, memahami, dan mengendalikan berbagai sumber daya di dalam kota secara real time, efektif, dan efisien. “Untuk mencapai konsep kota cerdas, kami meyakini ada tiga fokus yang perlu diperhatikan, yaitu: pemerintah yang mendengar, sistem yang menghubungkan dan warga yang berpartisipasi,” katanya.
Dian menambahkan bahwa setiap warga diharapkan memiliki pola berpikir yang terbuka dan berkembang. Dengan demikian tambah Dian, seiring kemajuan Jakarta Smart City, rakyat juga ikut berkembang bersamanya menjadi warga yang pintar dan aktif. “Sistem ini diharapkan akan menjadi penentu untuk memastikan bahwa terjadi komunikasi di antara dua pihak untuk menghasilkan sesuatu yang tepat sasaran,” kata Dian.
“Smart cities dapat memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan setiap rakyatnya, dengan potensi manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial yang besar yang berasal dari infrastruktur bangunan yang dirancang dengan baik, fasilitas masyarakat, perumahan, transportasi, teknologi, pendidikan dan tempat kerja di masa depan,” kata Profesor Anthony Burke (Associate Dean, International and Engagement, School of Architecture dari University of Technology Sydney) yang menjadi moderator diskusi panel mengenai pengalaman smart cities dari Indonesia dan Australia.
“Pilihan pemimpin, rakyat, pejabat, arsitek dan perencana kota akan membuat dampak pada kehidupan orang Indonesia dari generasi ke generasi,” lanjut Profesor Burke. Ia menambahkan bahwa dengan sebanyak enam puluh persen populasi dunia cenderung tinggal di megacities dalam 20 tahun ke depan, kualitas hidup di masa depan di kebanyakan negara bergantung pada pilihan cerdas, berdasarkan informasi dan pengalaman yang baik, dimulai dari sekarang.
“Smart cities menawarkan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi, kelestarian lingkungan yang lebih besar dan keterlibatan warga yang aktif,” ujar Profesor Burke menambahkan.
“The Role of Smart Citizenship in Smart Cities: Lessons Learned” sendiri disajikan oleh universitas Australia, University of Technology Sydney dan Jakarta Smart City, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas.
Acara ini didukung oleh Austrade, Pemerintah New South Wales, Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi dan Pemerintah Jakarta. Hal ini dikoordinasikan oleh UTS Insearch, yang merupakan jalur menuju University of Technology Sydney.