Asus memulai lini produk Zenfone generasi keempatnya di Indonesia dengan varian Zenfone 4 Max Pro. Pemilihan varian ini tentu bukan karena tanpa alasan. Dari tren yang sudah-sudah, pengguna, termasuk di Indonesia, membutuhkan smartphone dengan performa yang cukup memadai untuk berbagai aktivitas, punya baterai yang cukup kuat untuk digunakan seharian atau bahkan kalau bisa lebih, dan yang penting, harganya murah.
Untuk itu, Zenfone 4 Max Pro paling tepat dirilis lebih dulu dibanding varian Zenfone 4 lainnya. Spesifikasinya cukup lumayan. Baterainya sangat kuat, yakni 5.000mAh, serupa dengan Zenfone Max versi pertama yang juga digemari di Indonesia. Untuk harga, juga relatif terjangkau untuk ukuran sebuah smartphone mainstream saat ini.
Zenfone 4 Max Pro ini sendiri ditujukan untuk melanjutkan seri sebelumnya yakni Zenfone 3 Max ZC553KL. Tetapi apakah teknologi terbarunya lebih baik dibanding varian yang baru 7 bulan lalu dirilis? PCplus kembali berkesempatan untuk mencoba-coba varian smartphone Asus terbaru ini. Berikut ini ulasannya:
Desain
Sepintas, Asus Zenfone 4 Max Pro ZC554KL tampak serupa dengan varian Asus Zenfone Zoom S. Dari sisi material pembuatan, desain dan juga warna body yang disediakan. Varian Deepsea Black dari Zenfone 4 Max Pro warnanya sama dengan Navy Black milik Zenfone Zoom S. Dari sisi material, juga sama. Bagian belakang body Zenfone 4 Max Pro berdesain premium metal unibody dengan bahan aluminium alloy.
Pemilihan bahan tersebut membuatnya terasa lebih kokoh saat digenggam. Finishingnya yang sandblasted tampak apik namun berdampak licin jika tidak dipegang erat. Tetapi masalah tersebut sudah diantisipasi oleh ASUS dengan menyediakan soft jelly case bening pada paket penjualannya. Selain agar tidak licin, soft case ini juga tentunya sekaligus berfungsi untuk meminimalisir baret atau penyok jika tidak sengaja terjatuh.
Di bagian belakang, pada body smartphone juga kini tidak dilengkapi dengan fingerprint sensor. Asus memindahkannya ke bagian depan agar semakin memudahkan untuk disentuh, pemindahan tempat ini juga membuat bagian belakang casing yang full aluminium tersebut tampak lebih rapi dan hanya menyisakan kamera di sudut kiri atas, LED flash serta antenna line.
Di bagian depan, Asus menempatkan kamera di sebelah atas, tepatnya di sisi voice call speaker output. Soft LED flash sendiri ditempatkan lebih ke sisi kanan dan tidak terlalu berdekatan dengan lensa kamera untuk meminimalisir efek bocornya cahaya. Sama seperti varian Zenfone 3 Max, ia juga punya desain 2.D curved glass sehingga tampak lebih manis dan nyaman digenggam karena semakin melengkung dan tak bersudut.
Layar smartphone ini juga masih dikelilingi oleh bezel, yang cukup tipis namun cukup tebal untuk menghindari benturan langsung pada layar saat smartphone terjatuh. Ini cukup penting mengingat karakteristik pengguna Zenfone Max series seharusnya adalah pengguna yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan dan sering berada di perjalanan.
Di bagian bawah, fingerprint sensor ditempatkan di bagian tengah. Ukurannya cukup besar dan juga berfungsi sekaligus sebagai tombol home yang cukup digunakan dengan sentuhan. Di sisi kiri dan kanannya terdapat soft button back dan recent apps. Tetapi sama seperti varian Zenfone 3 Max dan smartphone Asus yang sudah-sudah, soft button ini tanpa LED backlight.
Spesifikasi
Asus Zenfone 4 Max Pro menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 430 yang punya performa memadai untuk aktivitas rata-rata sehari-hari. Ia diperkuat oleh grafis Qualcomm Adreno 505 yang menawarkan performa grafis yang cukup untuk menjalankan aplikasi grafis 3D, punya RAM sebesar 3GB dan storage 32GB. Relatif standar untuk ukuran smartphone mainstream saat ini. Berikut spesifikasi teknis lengkapnya:
Mulai Zenfone 4 series, Asus sudah meninggalkan hybrid SIM tray dan menggunakan triple slot untuk menampung dua buah SIM card plus sebuah microSD card. Penggunaan triple slot ini tentu sangat menguntungkan bagi pengguna karena ia tidak lagi harus mengorbankan salah satu SIM card ataupun microSD dan bisa menggunakan ketiganya sekaligus.
Yang menarik, saat menggunakan dua buah SIM card, kombinasi terbaik yang dimungkinkan untuk terhubung ke jaringan adalah 4G plus 3G, di slot manapun yang digunakan. Ini sangat bermanfaat karena kombinasi 4G plus 2G sudah kurang menguntungkan karena operator GSM sudah mulai meninggalkan jaringan 2G dan komunikasi voice berbasis 3G menawarkan kualitas yang lebih baik.
Saat terhubung ke jaringan 4G, secara teknis, Zenfone 4 Max Pro menawarkan teknologi LTE Cat 4 yang secara teknis smartphone mampu menyediakan kecepatan upload hingga 50Mbps dan download hingga 150Mbps. Tentunya tergantung operator GSM yang digunakan serta tingkat kepadatan BTS di kawasan yang bersangkutan.
Kamera
Pada semua varian Zenfone generasi ke-4, Asus berjanji menempatkan sistem dual camera. Baik di belakang ataupun di depan. Berhubung Zenfone 4 Max Pro bukan ditujukan bagi para penggemar swafoto, mereka menempatkan sistem dual camera di belakang body smartphone.
Pada Zenfone 4 Max Pro, resolusi kamera depannya sebesar 16MP. Pada versi Zenfone 3 Max, resolusinya hanya 8MP. Kamera belakangnya tetap 16MP namun sayangnya kini tanpa dilengkapi Laser Auto Focus. Hanya Phase Detection Auto Focus tetapi masih tetap menawarkan fokus cepat hingga 0,03 detik dan sebuah LED flash.
Sebagai upgrade, Asus menyediakan kamera tambahan beresolusi 5MP yang bertujuan untuk mengambil foto wide angle, sampai 120 derajat. Saat akan memotret, pengguna cukup menekan tombol untuk memilih, apakah ingin menggunakan lensa 16MP biasa atau lensa wide.
Tak hanya dari sisi hardware, Asus juga sudah melakukan perubahan dari sisi software yakni PixelMaster Camera. Kalau dulu produsen asal Taiwan tersebut menyediakan amat banyak sekali fitur pemotretan, pada Zenfone 4 series ini mode pemotretannya disederhanakan. Hanya tinggal 7 saja yang tersedia pada kamera Utama Zenfone 4 Max Pro. Adapun kalau akan memotret dengan kamera wide, mode pemotretan yang bisa dipilih ada 5. Jika akan mengambil foto dengan kamera depan, hanya 4 opsi yang bisa dipilih.
Berkurangnya jumlah modus pemotretan di sini karena beberapa fungsi, misalnya seperti low light mode dan HDR kini sudah diintegrasikan pada modus pemotretan Auto. Artinya, kalau kondisi pencahayaan redup, modus pemotretan Auto pun akan menghasilkan foto yang sama seperti saat menggunakan modus Low Light. Demikian pula saat memotret dengan kondisi pencahyaan silau dari arah belakang objek foto.
Mode pemotretan Selfie juga kini digabung dengan mode Beauty. Adapun mode pemotretan dengan efek kini berada di dalam modus pemotretan Auto. Slide ke kanan di bawah tombol shutter untuk menggunakannya. Mode Manual tidak ada? Tenang. Pada Zenfone 4 series, namanya kini menjadi mode Pro.
Berikut ini contoh hasil foto menggunakan kamera utama dan kamera wide milik Zenfone 4 Max Pro:
Dapat kita lihat, kamera wide sangat bermanfaat untuk mengambil foto pemandangan, atau mengambil foto wefie (kalau gemar melakukan selfie beramai-ramai). Akan ada lebih banyak objek yang tertangkap dalam frame karena kamera mengambil gambar dalam sudut yang sangat luas, hingga 120 derajat. Meski demikian, kamera wide kurang mampu menangkap objek dengan detail terutama di pemotretan indoor (atau dalam kondisi pencahayaan redup) karena resolusinya hanya 5MP dan aperture juga yang tidak sebaik milik kamera utama.
Baterai
Faktor utama yang membuat Zenfone 4 Max Pro unggul adalah dari sisi baterai dan teknologi yang disediakan. Dari sisi kapasitas, baterai sebesar 5.000mAh merupakan jaminan bahwa smartphone dapat digunakan dengan penggunaan wajar, minimal untuk satu-dua hari. Jika penggunaan tidak terlalu intensif, masa aktif baterai smartphone bisa mencapai 2-3 hari. Tentunya tergantung pada aktivitas yang dilakukan oleh pengguna smartphone.
Untuk memperpanjang masa aktif baterai yang sudah berkapasitas besar tersebut, Asus menyediakan beberapa metode efisiensi dari sisi software. Yakni dari opsi Battery modes, Battery-saving options dan juga lewat Auto-start Manager.
Dari Battery mode, pengguna bisa mengatur tipikal kinerja smartphone yang sangat erat kaitannya dengan pengurasan baterai. Kalau pengguna sedang akan bermain game 3D, tentu ia membutuhkan kinerja maksimal. Untuk itu, silahkan pilih opsi Performance. Namun pada opsi ini, kinerja baterai sangat boros. Kebalikannya, kalau ingin menghemat, silakan pilih opsi Super saving. Smartphone akan hanya dapat menerima panggilan masuk, SMS dan alarm. Seluruh jaringan lain dimatikan.
Pada opsi Battery-saving, pengguna bisa mematikan aplikasi yang tidak digunakan secara otomatis. Baterai aplikasi yang menguras baterai juga bisa dideteksi, sehingga pengguna bisa memilih untuk mematikannya. Bahkan tools ini juga bisa memblokir aplikasi agar tidak berjalan secara otomatis.
Lewat Auto-start manager, pengguna bisa memilih aplikasi apa saja yang secara otomatis dijalankan saat ia melakukan restart atau menyalakan smartphone mereka dari kondisi off.
Agar baterai tetap awet, Asus memperkenalkan teknologi yang disebut dengan 2x Lifespan. Teknologi ini memperpanjang umur baterai meski sudah diisi ulang hingga 500 kali. Seperti diketahui, baterai smartphone yang sudah digunakan selama setahun atau diisi ulang hingga ratusan kali akan mengalami penurunan kemampuan penyimpanan. Teknologi 2x Lifespan ditujukan untuk mengatasi masalah itu.
Performa
Berikut hasil pengujian software benchmark AnTuTu, Vellamo, Geekbench, 3D Mark, dan PC Mark.
Dapat kita ihat, performa Asus Zenfone 4 Max Pro sudah cukup baik untuk ukran smartphone mainstream terjangkau.
Prosesor Qualcomm Snapdragon 430 yang digunakan, khususnya saat bekerja secara penuh menggunakan seluruh core yang ada, menawarkan performa yang tidak jelek.
Menggunakan aplikasi benchmark PC Mark, smartphone ini mampu bekerja secara terus menerus menjalankan aplikasi kerja, bisnis dan secara multitasking selama minimal 20 jam. Dari battery statistic, dapat dilihat bahwa selama 17 jam non-stop menjalankan PC Mark, baterai masih tersisa sebanyak 20 persen dan dapat bertahan sekitar 4 jam lagi jika pola penggunaannya sama multitasking-nya seperti bagaimana PC Mark mempekerjakan smartphone.
Kesimpulan
Dari pengujian di atas, terlihat bahwa Asus Zenfone 4 Max Pro ZC554KL memang bukan sebuah smartphone yang ditujukan untuk “kebut-kebutan”. Seperti sudah disebut di atas, smartphone ini ditujukan untuk penggunaan harian yang pemiliknya tidak terlalu banyak fokus pada bermain game 3D, menjalankan aplikasi secara multitasking intensif ataupun fotografi profesional.
Smartphone ini dibuat untuk mereka yang butuh perangkat komunikasi mobile, punya performa memadai untuk aktivitas komunikasi umum baik voice ataupun data, tetapi dengan durabilitas baterai yang sangat baik. Untuk segmen pengguna tersebut, kami menjamin smartphone ini sudah lebih dari cukup. Apalagi banderol harganya relatif wajar. Tidak terlalu mahal.
Hadirnya dua kamera di belakang, yang dapat mengambil foto wide, kami nilai sebuah kelebihan yang menarik. Banyak foto-foto kreatif yang bisa diambil memanfaatkan kamera lensa wide tersebut kalau penggunanya gemar bereksperimen, apalagi menggunakan modus Pro. Namun demikian, dari sisi kualitas foto, tampaknya Asus masih harus berbenah. Seperti yang sudah-sudah, update software berikutnya mudah-mudahan akan mampu memperbaiki masalah ini.