Jakarta, PCplus – ada kuartal pertama tahun 2025, lebih dari 3 juta upaya ancaman daring terdeteksi di Indonesia. Data ini diperoleh dari telemetri Kaspersky yang mengumpulkan informasi dari pengguna sukarela melalui Kaspersky Security Network (KSN). Meskipun jumlah ancaman ini mengalami penurunan sebesar 44,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, risiko tetap signifikan bagi perusahaan.
Baca Juga: Kaspersky Gagalkan Hampir 5 Juta Ancaman Online
Metode Serangan Siber yang Paling Sering Digunakan
Serangan melalui peramban menjadi metode utama penyebaran program berbahaya. Pelaku kejahatan siber sering menggunakan teknik seperti eksploitasi kerentanan pada peramban dan plugin-nya (drive-by download) serta rekayasa sosial untuk menembus sistem.
Indonesia menempati posisi ke-95 secara global dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web. Negara-negara dengan tingkat ancaman daring tertinggi pada kuartal pertama 2025 meliputi Ukraina, Belarus, Rusia, Andorra, dan Lithuania.
Strategi Perlindungan Siber bagi Perusahaan
Untuk menghadapi ancaman daring 2025, perusahaan di Indonesia perlu berinvestasi dalam solusi keamanan siber yang kuat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Memperbarui perangkat lunak secara berkala untuk mencegah eksploitasi kerentanan.
- Mencadangkan data secara rutin agar dapat diakses dalam keadaan darurat.
- Memantau akses dan aktivitas jaringan guna mendeteksi aktivitas mencurigakan.
- Memberikan edukasi kepada karyawan mengenai literasi keamanan siber.
- Menggunakan solusi keamanan kompleks seperti Kaspersky NEXT XDR yang menggabungkan perlindungan titik akhir dan respons insiden otomatis.
Dengan meningkatnya ancaman siber, perusahaan harus beradaptasi dengan teknologi canggih dan pengawasan ahli untuk membangun ketahanan digital. Langkah-langkah ini akan membantu menjaga rantai pasokan dan memastikan masa depan yang lebih aman bagi bisnis di Indonesia.