Jakarta, PCplus – Di era digital, makin banyak anak ingin jadi influencer. Lebih dari 30% Gen Alpha punya cita-cita serupa. Menurut Kaspersky, keinginan ini muncul bahkan sebelum mereka masuk usia remaja. Kreator digital dianggap panutan. Namun, dunia maya punya risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Maka, peran orang tua jadi sangat penting. Simak beberapa tips penting untuk anak yang minat dengan dunia digital.
Baca Juga: 8 Langkah Mengamankan Perusahaan Industri Ala Kaspersky
Daripada melarang, lebih baik membuka dialog. Tanyakan alasan anak ingin eksis di media sosial. Dengan begitu, kepercayaan bisa dibangun dan keamanan digital bisa dikenalkan secara alami. Kamu bisa mulai dengan pengaturan privasi, batasan konten, dan cara menghadapi komentar publik.
Gunakan sumber belajar yang sesuai usia. Misalnya, buku digital gratis “Cybersecurity Alphabet” dari Kaspersky. Buku ini mengajarkan kebersihan digital lewat ilustrasi warna-warni dan bahasa yang mudah dipahami. Anak-anak bisa belajar mengenali penipuan, melindungi data pribadi, dan tetap aman saat berkarya online.
Langkah awal yang disarankan adalah membuat akun bersama. Duduk bareng anak saat mendaftar di platform. Bantu mereka memilih pengaturan privasi, menonaktifkan lokasi, dan mengaktifkan autentikasi dua faktor. Kebiasaan digital yang sehat bisa ditanamkan sejak dini dengan cara ini.
Lindungi Identitas dan Ajarkan Batasan Konten
Saat anak mulai aktif di media sosial, penting untuk rutin mengecek alias mereka di Google. Cari tahu apakah ada informasi pribadi yang bocor atau konten yang disalin orang lain. Langkah ini membantu menjaga jejak digital tetap aman dan terkendali.
Ajarkan anak tentang informasi yang tidak boleh dibagikan. Misalnya, alamat rumah, nama sekolah, atau jadwal harian. Detail seperti ini bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab jika digabungkan dengan foto atau tag lokasi.
Tips digital untuk anak selanjutnya yang tak kalah penting adalah, waspadai penipuan kerja sama yang sering datang lewat DM atau email. Penawaran palsu bisa berisi tautan phishing atau permintaan data pribadi. Beberapa bahkan meminta biaya kirim untuk hadiah palsu atau menyuruh instal aplikasi berbahaya.
Tanda-tanda bahaya perlu dikenalkan sejak awal. Misalnya, pesan dengan nada mendesak atau tata bahasa buruk. Ajari anak untuk tidak membagikan kata sandi atau informasi pribadi ke akun yang tidak jelas. Untuk anak yang lebih kecil, sebaiknya semua urusan kerja sama ditangani langsung oleh orang tua.
Diskusikan brand yang cocok untuk diajak kolaborasi. Jelaskan juga kenapa beberapa tawaran bisa berisiko. Dengan begitu, anak bisa belajar memilah peluang dengan bijak dan tetap aman saat berkarya.
Bangun Kepercayaan dan Hadapi Ancaman Dunia Maya
Saat anak mulai punya audiens, mereka bisa menarik perhatian orang asing. Sayangnya, tidak semua orang punya niat baik. Grooming digital jadi ancaman nyata bagi kreator muda.
Penipu sering berpura-pura jadi teman suportif. Mereka memuji konten, menawarkan bantuan, dan cari kedekatan. Lama-lama, mereka bisa meminta detail pribadi atau mengajak pindah ke platform yang kurang aman.
Tanda-tanda manipulasi perlu dikenali. Misalnya, pesan pribadi yang intens, ajakan merahasiakan identitas, atau tekanan emosional. Yang paling penting, pastikan anak tahu mereka bisa cerita ke kamu tanpa takut dimarahi.
Menurut Anna Larkina dari Kaspersky, jadi influencer adalah bentuk ekspresi diri anak. Peran orang dewasa adalah mendukung impian itu sambil menjaga keamanan digital mereka.
Aplikasi seperti Kaspersky Safe Kids bisa bantu memantau aktivitas online anak tanpa mengganggu privasi. Waktu layar bisa dikelola, dan peringatan bahaya bisa dikirim langsung ke orang tua.
Dengan dukungan yang tepat dan komunikasi terbuka, anak bisa berkarya dengan percaya diri dan tetap aman. Tips influencer anak bukan cuma soal popularitas, tapi juga soal tanggung jawab dan perlindungan digital.