JAKARTA, RABU – “Kita memang memilih aplikasi frontline dan menawarkan solusi lokal untuk aplikasi enterprise yang kita bikin.”
Demikian ujar Mico Wendy, Chief Executive Officer Konsep.Net, salah satu developer lokal yang memfokuskan diri sebagai developer aplikasi enterprise. “Kalau untuk urusan back office, jelas kita kalah sainglah dengan nama-nama besar seperti SAP, ORACLE,” ujarnya diacara Qt Smartphone Developer Day, di Hotel Shangrilla, Jakarta.
Ternyata, aplikasi kelas enterprise ini memiliki celah yang cukup menjanjikan untuk dimasuki pemain lokal. Sebab, tak hanya digandrungi oleh perusahaan-perusahaan, tapi nilai bisnis yang bisa diraup disegmen ini cukup menarik, seperti disebut Andri Yadi, CEO Dycode.
“Kalau mau langsung dapet uang cepat, main dienterprise. Tapi kalau mau uang besar tapi agak lama main di aplikasi consumer juga udah mulai terlihat prospeknya,” jelas Andri.
Ketertarikan para pengusaha ini dengan aplikai bikinan developer lokal adalah karena ke-lokalan yang merka bawa. “Aplikasi dari luar ngga ada yang nyediain tools buat ngawasin warung atau kayak XL buat ngawasin jumlah utang counter-counter kecil,” tambah Mico.
Dalam acara developer day ini, Nokia mengangkat Qt (baca:qyut) sebagai framework yang lebih sederhana dan mudah untuk membangun aplikasi di platform Symbian dan Meego miliknya, selain tentunya, untuk mendongkrak Ovi Store. Di acara ini, tampil developer dari berbagai bidang, seperti developer aplikasi enterprise, social network, dan games. Mereka mempresentasikan cara membangun dan mengirimkan apliasi ke Ovi Store menggunakan framework ini.