Jakarta – Pernah merasa hidup kamu begitu tergantung dengan internet? Sehingga sehari tanpa internet di gadgetmu jadi terasa begitu menyiksa? Hal serupa terjadi di South Sylvana, sebuah negara di Eropa Tengah dengan teknologi paling canggih pada 2020. Seluruh kehidupan masyarakatnya sangat tergantung dengan internet sehingga hukuman penjara dan “offline” menjadi terasa seperti di neraka. Ini adalah cuplikan kisah dari film “2020: The Series” yang dibuat oleh Trend Micro, perusahaan software keamanan bersama dengan Trend Micro, International Cyber Security Protection Alliance (ICSPA), dan European Cybercrime Centre (EC3) di Europol.
Film ini menceritakan bagaimana cyber criminal tetap akan menjadi tantangan besar di masa yang akan datang ketika teknologi, cloud, dan internet kian menguasai kehidupan kita. Parahnya, penjahat cyber ini bisa menyabotase dan mengganggu jaringan perusahaan bahkan negara. Dalam siaran persnya, disebutkan bahwa inisiatif ini ditujukan guna mengantisipasi munculnya kejahatan dunia maya di masa depan, sehingga mampu mendukung pemerintah, bisnis, serta masyarakat pada umumnya supaya lebih siap dalam menghadapi segala tantangan dan menjemput segala peluang yang ada.
Diceritakan bahwa setiap orang di negara itu menggunakan lensa kontak dan kacamata digital. Perangkat ini membuat overlay HUD yang menghubungkan penggunanya dengan dunia disekitar mereka. Pembayaran, akses ke kantor dan rumah, semua menggunakan identifikasi virtual dari perangkat ini. Saat online, masyarakat di negara ini terbiasa memiliki banyak identitas. Meski demikian, mereka punya profil resmi yang menghubungkan semua identitas ini. Otentifikasi dari tiap profil itu, menggunakan data biometrik alias data fisikal yang ada di tubuh mereka. The Switc adalah badan yang menjadi hub terpusat dengan pengamanan tingkat tinggi yang menjamin otentifikasi data biometrik tersebut. Dengan kehidupan yang super digital seperti ini, “offline” menjadi kutukan di negara itu.
Masalah kemudian timbul ketika negara itu akan mengadakan pemilihan umum digital pertama mereka yang tentu saja difasilitasi oleh The Switch. Syarat memilih, pemilih harus menggunakan profil resmi mereka. Tak disangka-sangka malware merebak di jaringan The Switch sehingga menimbulkan kekacauan nasional. Setiap orang terjebak di profil yang mereka gunakan saat itu. Akibatnya, para pekerja tak bisa masuk ke jaringan kantor mereka, dokter bedah tak bisa masuk ruang operasi, orang-orang tak bisa mengakses fasilitas pengobatan, dan sistem finansial pun mogok. Serangan DDoS ke jaringan negara itu memperparah keadaan, membuat kritis infrastruktur nasional. Pemerintah pun kelimpungan membereskan infrastruktur mereka dan yang paling penting menangkap orang yang bertanggung jawab dibalik kekacauan ini.
Film ini sedikit banyak juga menangkap berbagai masalah keamanan yang ada saat ini. Serangan DDoS, social engineering yang memanfaatkan psikologis kita untuk bisa menyusupkan malware, pembajakan akun, serta kejahatan finansial. Kejahatan-kejahatan yang sekarang ada ini, dikemudian hari akan terus berkembang menjadi makin rumit dan canggih. Harus diakui, film ini dibuat dengan sangat “niat”, alur cerita dan produksi film dibuat menarik. Yah, semoga saja apa yang diceritakan di film ini tidak benar-benar menimpa kita di masa datang. Oiya, Untuk menonton serial lengkapnya, cek di http://enterprise.apac.trendmicro.com/2020/video.html. Selamat tahun baru :).