Aplikasi Terapi Anak Autis Menangi Imagine Cup Indonesia
JAKARTA, PCplus – Pemenang lomba developer software paling bergengsi di kalangan pelajar dan mahasiswa, Imagine Cup Indonesia 2014, sudah diumumkan. Untuk kategori World Citizenship, pemenangnya adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu perkembangan anak autis. Program pelengkap terapi untuk anak autis, ADHD (atttention deficit hyperactivity disorder), asperger, down syndrome, keterbelakangan mental, dan yang lamban belajar ini bisa dijalankan di perangkat bergerak Windows Phone, juga di PC desktop.
CAKRA, begitu nama program tersebut, dikembangkan oleh empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya: Muhammand Rizky Habibi, Nurul Wakhidatul Ummah, Mentari Queen Glossyta dan Fiandra Fatharany. Salah satu dari anggota tim DigiD2 tersebut ternyata memiliki adik dengan kelainan perkembangan syaraf sejak lahir yang dikenal sebagai autis tersebut.
Dijelaskan oleh Muhammad Rizky Habibi, program CAKRA yang mereka kembangkan selama setahun itu punya tiga fitur utama, yakni Diagnosa, dengan standar ATEC (Autism Treatment Evaluation Checklist), Terapi dan Laporan. Dengan Q-Scan, melalui pengenalan wajah, pengenalan sura, dan pengenalan tingkah laku, bisa ditentukan apakah seorang anak terindikasi autisme atau tidak. Sementara melalui Diagnosa, akan diberitahu derajat autisme si anak dalam persentase dan saran terapinya.
Untuk Terapi, tersedia dua moda: Free Mode dan Structured Mode. Terapi ini terdiri dari tiga tingkatan: Basic, Intermediate dan Advanced. Sementara di Laporan, bisa dihasilkan laporan total, laporan aspek, laporan bulanan, dan Cakra Treatment Store.
Program CAKRA bisa dijalankan dengan bantuan Microsoft Kinnect (untuk yang membutuhkan gerakan), mouse pen (untuk aktivitas mewarnai), atau seperangkat Proton. Tidak perlu semua dibeli. Proton (prompt button), terang Habibi, merupakan saklar yang dikembangkan DigiD2 untuk ditekan-tekan anak ketika ‘bermain’ mencocokan gambar binatang di layar. “Kalau benar, akan ada apresiasi,” kata Habibi. Seperangkat proton terdiri dari satu tombol utama dan empat tombol lain, dan dijual Rp 500 ribu.
Di Surabaya, kota asal para pengembang CAKRA, program pembantu penyandang autis ini sudah dipakai. Bahkan mengembangkan CAKRA, tim DigiD2 mendapat bimbingan dari ahli autis Dr. Illy Yudiono. Dr Illy adalah pemilik Yayasan Cakra Autis Surabaya.
CAKRA pun bisa dipakai cuma-cuma, alias tanpa membayar untuk Community Edition yang terbatas pada satu pengguna. Sementara versi berbayarnya terdiri dari dua edisi: Home Edition (single user) seharga Rp 500 ribu dan Therapist Edition (multi user) seharga Rp 1 juta.
Kemenangan tim DigiD2 dengan aplikasi CAKRA telah membuat tim dari kota Surabaya ini berhak mendapat dana awal pengembangan usaha sampai Rp 25 juta dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Keempat anak muda ini juga akan mendapatkan bimbingan dari Microsoft Indonesia sebelum maju ke semifinal Imagine Cup 2014 tingkat dunia. Jika lolos babak semifinal, mereka akan maju ke tingkat final dunia di Seattle, AS pada 29 Juli.