JAKARTA. PCplus – Symantec baru saja memperkenalkan versi terbaru dari solusi backup dan recovery-nya, yakni Backup Exec. Backup Exec 2014 itu terdiri dari empat edisi, masing-masing ditujukan ke pasar yang berbeda.
“Tujuannya bukan untuk membingungkan kustomer, tapi agar (kustomer) bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya,” kata Raymond Goh (Senior Regional Director, Systems Engineering, Asia South Region, Symantec) dalam jumpa pers terbatas di Jakarta tadi siang (20/8/2014).
Versi Backup Exec 2014 ditujukan pada mereka yang sesekali perlu melakukan backup dan recovery. Sedangkan mereka yang perlu melakukan backup di lingkungan fisik maupun virtual dengan lisensi per kapasitas, termasuk dedup backup dan replication, tersedia Backup Exec 2014 Capacity Edition.
Kalau mau backup di lingkungan virtual saja silakan gunakan Backup Exec 2014 V Ray Edition. Sementara yang perlu backup di beragam perangkat secara mudah dipersilakan memilih Backup Exec 3600 Appliance Series yang sudah mencakup lisensi software dan hardware.
Dibandingkan versi sebelumnya, Backup Exec 2012, versi 2014 diklaim 100% lebih cepaRaymond tentang kecepatan Backup Exec 2014
Kendati yang di-backup hanya perubahan. opsi recovery-nya tersedia lengkap. Granular recovery untuk Exchange 2013 dan SharePoint 2013 pun kini tersedia. Granular recovery dilakukan untuk memulihkan objek tertentu, seperti bagian dari e-mail. Dengan granular recovery, proses berlangsung lebih cepat.
“Tidak perlu jalankan set tugas backup yang berbeda karena metadatanya ditangkap saat itu juga,” terang Raymond.
Selain itu data yang terus berkembang dengan mudah dapat dikelola untuk semua pekerjaan backup. “Ada dashboard untuk seluruh lingkungan backup, termasuk virtual machine sehingga bisa lacak dan pantu setiap backup dan recovery pada tugas backup. Untuk setiap user visibility-nya beda, tergantung peran masing-masing,” ungkap Raymond tentang visibilitas tugas backup.
Yang juga baru di Backup Exec 2014 adalah dukungan Windows Server 2012 dan 2012 R. t. “Waktu backup-nya makin singkat, juga waktu recovery-nya. Memenuhi SLA (service level agreement,” tegas Raymond. “Yang terpenting, tidak mempengaruhi proses bisnis perusahaan,” tambahnya.
“Menggunakan block tracking yang mencocokkan perubahan data dari backup yang sudah dilakukan sebelumnya. Hanya perubahan data yang di-backup sehingga waktu backup menjadi jauh lebih cepat. Kalau ada yang dulu prosesnya 20 – 24 jam, sekarang bisa 2 jam atau bahkan 1 jam. Yang proses backup-nya 8 jam bisa turun jadi 30 – 15 menit,” terang