Thursday, March 28, 2024
Fitur

Benarkah Smartphone Octa-Core Lebih Cepat?

Dual core, quad core, octa core? Benarkah makin banyak core-nya, makin bagus kinerja sebuah smartphone?

Hmm, masalahnya bukan semata-mata pada jumlah core, tetapi juga pada software. Tanpa dukungan multi-threading, penambahan core baru tidak ada gunanya. Dan yang jelas semakin banyak core, akan makin banyak panas yang timbul.

Manfaat ‘penambahan lebih banyak core’ diungkap oleh Moor Insights & Strategy pada kertas kerjanya. Pengujian ekstensif mereka menunjukkan bahwa manfaat penambahan GPU core agak menurun jika jumlahnya di atas empat, sedangkan kinerja kadang-kadang menurun dari empat core menjadi delapan.

Penelitian ini menggunakan beberapa perangkat: LG G4 (Snapdragon 808, 2x Cortex-A57 + 4x Cortex-A53), the Xiaomi Mi 4i (8x Cortex-A53), LG G Flex 2 (quad-core 4x Cortex-A57 + 4x Cortex-A53) dan HTC Desire 820S (8x Cortex-A53).

PCMark-CPU

 

 

 

Analis Anshel Sag menggunakan software pihak-ketiga untuk menonaktifkan core-core tertentu pada perangkat untuk mem-benchmark pengaruh menjalankan lebih sedikit core dalam uji-uji yang sama. Pada PCMark Android test, eight-core Cortex-A53-based Xiaomi Mi 4i menunjukkan beda tipis antara dua dan empat core.

Sedangkan kinerja LG G Flex 2’s stabil dari 8 sampai 4 core, tapi turun tajam pada 2 core. Tim peneliti memilih PCMark yang secara eksplisit mencoba menciptakan uji beban kerja spesifik-smartphone dan bukannya menjalankan set benchmark yang sepenuhnya sintetis, seperti AnTuTu.

Hasil benchmark Basemark X menunjukkan, kinerja pada beban kerja tertentu pun tidak selalu meningkat jika jumlah core meningkat. Ini dibuktikan dengan benchmark pada LG G Flex 2 ketika jumlah core-nya dikurangi:

GFlex2-GPU

 

Kok begitu ya? Begini. Saat core dinonaktifkan, kinerja keseluruhan meningkat, khususnya pada moda dual-core. Ketika sebagian besar chip offline, kinerja meningkat. Ii memicu kesimpulan bahwa aplikasi-aplikasi itu tidak threaded dengan baik, sehingga tidak bisa memanfaatkan core yang lebih banyak. Namun faktaa bahwa kinerja meningkat pada dua core menunjukkan ada sesuatu yang mendasar: chip-chip yang dipertanyakan itu sudah mencapai titip thermal trip-nya kecuali jika ada lebih banyak core yang dimatikan.

Semua ini tentu tidak menyenangkan bagi manufaktur yang mendorong perangkat 8 dan 10 core ke pasar. Tapi begitulah faktanya. perangkat octa-core sebenarnya kurang menunjukkan kenaikan kinerja, sedangkan di quad-core ini masih terlihat. Bahkan adakalanya lebih banyak core justru kurang baik. Situasi keseluruhannya akan tergantung pada aplikasi-aplikasi apa saja yang dipakai, tapi pesannya adalah: kampanye penambahan lebih banyak core tidaklah menguntungkan pengguna-akhir.

O ya, kalau mau baca detail hasil penelitian Moor Insights & Strategy, silakan klik http://www.moorinsightsstrategy.com/research-paper-do-8-cores-really-matter-in-smartphones/

Wiwiek Juwono

Senior Editor di InfoKomputer dan PCplus. Memiliki spesialisasi di penulisan fitur, berita, serta pengujian gadget dan asesori komputer