JAKARTA, PCplus – Dalam waktu 5 tahun, akan ada lebih dari 38 miliar perangkat Internet of Things (IoT), atau meningkat 285% dari jumlahnya saat ini. Begitu menurut data terbaru dari lembaga riset Juniper Research.
Tahun 2020, akan ada lebih dari 17 miliar perangkat IoT di-deploy, kata Juniper Research. Penggunanya adalah kalangan bisnis, bukan konsumer, dari sektor-sektor seperti ritel, pertanian, gedung pintar dan smart grid.
“Ini karena bisnis jauh lebih cocok untuk tipe aplikasi seperti ini,” tulis Juniper dalam laporan Internet of Things: Consumer, Industrial & Public Services 2015-2020-nya. Juniper mengingatkan, kendati pemerintah telah mendorong para riteler untuk merangkul IoT agar bisa meningkatkan produktivitas, mengotomatkan rantai pasokan dan meningkatkan waktu pengantaran dan efisiensi stok, perusahaan harus memiliki sistem yang tepat jika ingin merangkul IoT dan data yang dihasilkannya.
“Mengetahui informasi apa yang dikumpulkan, dan bagaimana mengintegrasikannya ke sistem back office tetap menjadi tantangan besar,” kata analis dan penulis riset Juniper Steffen Sorrel. “Koneksi saja sudah menciptakan data. Namun ini tidak menjadi informasi sampai mereka dikumpulkan, dianalisis dan dipahami. Sistem back end analitik dari IoT akan menjadi tulang punggung dari keberhasilannya di jangka panjang.”
Laporan ini juga menekankan bahwa pertumbuhan IoT tertahan oleh resiko dari standar-standar yang bertabrakan. Namu menurut Juniper, upaya untuk mengatasi masalah ini mulai berbuah. “Ada tanda-tanda bahwa lembaga standar dan aliansi mulai terlibat untuk mengatasi kendala-kendala tersebut,” tulis laporan tersebut.
Cisco menjadi perusahaan terakhir yang masuk ke ajang IoT dengan merilis sistem baru yang ditujukan pada infrastruktur kota pintar bulan lalu. Cisco IoT System terdiri dari 15 produk IoT yang dimulai dari modul-modul 4G sampai kamera sekuriti dan access point Wi-Fi angkutan massal, yang semuanya bertujuan “mengubah data menjadi aksi”.
Semua ini didasarkan pada enam “pilar” untuk menciptakan satu arsitektur. Ini mencakup konektivitas network, tersedia dalam bentuk ruggedised and non-ruggedised; fog computing, sebuah sistem yang dirancang untuk mengantarkan IoT analytics ke jaringan , menganalisis data secara lokal sebelum menambahkannya ke cloud; dan sekuriti, mulai dari pengawasan IP (IP surveillance) dalam dunia nyata sampai pencegahan malware di dunia cyber