JAKARTA, PCplus – David Bowie, si legenda rock, seni dan juga pionir fesyen telah berpulang pada hari Minggu lalu. Namun mungkin tak banyak yang tahu bahwa David Bowie juga merupakan visionaris teknologi.
Pada 1998, pria yang meninggal karena penyakit kanker ini mendirikan ISP (internet service provider) miliknya sendiri, yakni BowieNet. ISP ini tidak dirancang untuk menyaingi raksasa ISP seperti AOL dan Prodigy Online. Namun didesain untuk melakukan sesuatu yang lebih hebat, mendahului MySpace dan Friendster, Portal Bowie ke Internet ini juga berfungsi sebagi komunitas fans, menghubungkan si artis dengan para pendengarnya melalui teknologi dalam cara yang tak ketinggalan jaman tahun ini, 2016.
Ini merupakan evolusi alamiah bagi orang yang pada tahun 1996 merilis lagu baru “Telling Lies” online dan mencatatkan 300.000 unduhan. Tak banyak? Hmm, dulu orang menghabiskan waktu online rata-rata 30 menit dalam satu bulan (dan mengunduh satu lagu bisa menyita waktu tersebut).
Internet 1.0 baru saja dimulai ketika BowieNet aktif, tetapi Bowie sudah melihat gangguan yang akan datang. “Kita ada di ujung sesuatu yang menggairahkan dan mengerikan,” katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2000. Tahun 2002 Bowie terdengar seakan-akan sudah memprediksi layanan streaming yang ada saat ini ketika ia mengatakan pada New York Times, “Musik akan menjadi seperti membuka kran air atau listrik.”
Ativitas inovatif Bowie tidak hanya memprediksi dampak Internet pada industri musik. Pria yang menciptakan Ziggy Stardust juga menjual saham Bowie, sebuah tool inovatif yang menjanjikan para investor saham dari royalti di masa depannya. Dan dia juga meluncurkan bank online BowieBanc, yang dipakainya untuk menerbitkan kartu kredit bergambarkan foto wajahnya.
BowieNet ditutup pada 2006, dan tidak dicatat sebagai hal besar dalam sejarah Internet. Namun saat kita mengenang musik dan gaya David Bowie, ingatlah juga bagaimana lelaki ini tidak hanya berkarya di bidang musik rock, tapi juga di bidang teknologi.